Sukses

Data Ekonomi AS Positif Dorong Penguatan Bursa Asia

Penguatan wall street imbas data sektor jasa menguat menjadi sentimen positif untuk bursa Asia pada Kamis pekan ini.

Liputan6.com, Tokyo - Bursa saham Asia sedikit menguat pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Hal itu didukung dari data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang kuat meski di tengah ketidakpastian dampak badai terhadap ekonomi AS.

Indeks saham MSCI Asia Pasifik berada di luar Jepang cenderung mendatar. Indeks saham Jepang Nikkei naik 0,1 persen. Bursa saham Asia diperkirakan cenderung terjaga seiring libur di bursa saham China, Hong Kong dan Korea Selatan. Bursa saham Hong Kong libur peringati festival pertengahan musim gugur.

Penguatan bursa saham AS berdampak positif untuk bursa saham Asia. Bahkan bursa saham AS kembali cetak rekor. Hal itu didukung dari indeks aktivitas non manufaktur Institute for Supply Management (ISM) naik menjadi 59,8 pada September. Angka itu tertinggi sejak Agustus 2005. Ini menunjukkan sektor jasa bertahan di tengah gangguan dua badai yang dahsyat.

Namun data gaji sektor swasta ADP menunjukkan kalau perekrutan bulanan melambat ke level terendah dalam 11 bulan sekitar 135.000.

"Pasar saham didukung karena data ekonomi pada umumnya kuat," ujar Masahiro Ichikawa, Analis Sumitomo Mitsui Asset Management, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (5/10/2017).

Pelaku pasar pun menanti laporan gaji non pertanian pada Jumat pekan ini. Ekonom perkirakan kenaikan gaji sebesar 90 ribu pada September. Angka ini lebih rendah dari rata-rata tahun lalu sekitar 175 ribu.

Akan tetapi, investor juga akan mencermati data ekonomi lainnya yang dikeluarkan pada 20 Oktober.

"Karena data ekonomi Amerika Serikat pada Agustus hingga Oktober kemungkinan terganggu oleh badai. Pasar mungkin akan menunjukkan respons yang jauh lebih kecil. Pasar akan lebih fokus pada isu kebijakan yaitu pemotongan pajak dan pilihan pimpinan the Federal Reserve berikutnya," jelas Tomoaki Shishido, Analis Nomura Securities.

Di pasar uang, euro diperdagangkan sedikit berubah di kisaran US$ 1,1761. Sedangkan dolar AS berada di level 112,77 terhadap yen.

Di pasar komoditas, harga minyak Brent mencapai level terendah dalam dua minggu di kisaran US$ 55,38 per barel. Sedangkan harga minyak WTI berada di kisaran US$ 49,76 per barel.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.