Sukses

Kisah Sukri, Helper Jujur di Bandara Soetta yang Tolak Tip

Sukri adalah satu dari 800 helper yang bertugas di Bandara Internasional Soekarno hatta (Soetta), Tangerang Banten.

Liputan6.com, Jakarta - Sukri adalah satu dari 800 helper yang bertugas di Bandara Internasional Soekarno hatta (Soetta), Tangerang Banten. Ia sudah menjadi helper di bandara yang dikelola oleh PT Angkasa Pura II tersebut sejak 15 tahun lalu, tetapi tanpa gaji.

Selama 15 tahun pria tersebut hidup dari upah para penumpang yang menggunakan jasanya. Untuk bisa menjadi helper di bandara tersebut, ia harus membayar Rp 250 ribu per hari kepada bandar yang membawanya bekerja di bandara tersebut.

Pada September lalu, ia diangkat menjadi pegawai oleh PT Angkasa Pura II. Pengangkatan tersebut sebagai salah satu proses transformasi yang "memanusiakan" semua insan bandara.

Sukri mendapat gaji, tetapi oleh manajemen Angkasa Pura II ia mendapat perintah untuk tidak menerima tip sepersen pun dari para penumpang yang ditolongnya.

Karena menaati perintah tersebut, tangan sukri pun bengkak. Ceritanya, seorang penumpang meremas tangannya karena sama sekali tak mau terima uang dari penumpang yang dilayaninya untuk angkut bagasi.

"Ini sudah menjadi tugas saya," kata Sukri kepada penumpang tersebut. Penumpang yang baik itu tak percaya dan tetap memaksa agar Sukri menerimanya. Waktu Sukri menolak penumpang tersebut justru meremas tangan Sukri, jari tengahnya pun tertekuk dan akhirnya bengkak.

Bahkan penumpang yang ingin memberi uang kepada Sukri sampai berkata: "Gaji kamu berapa sih, pakai nolak?"

Tak ada dendam di hari Sukri, ia pun hanya berpesan agar penumpang bisa menghargai kerja para helper meskipun masih terdapat kekurangan.

Untuk diketahui, per 1 September 2017, jasa angkut atau helper di Bandara Soekarno-Hatta digratiskan untuk penumpang. Mereka kini digaji setara Upah Minimum Regional (UMR). Dengan penggratisan jasa porter ini, PT AP II mengubah namanya menjadi airport helper dan pengumpul trolley.

"Jadi mindset-nya harus diubah, bukan lagi meminta atau memaksa dibayar, transaksi seperti itu sudah tidak ada lagi, semua gratis," kata Dewandono Prasetyo Nugroho, Branch Communication Manager PT Angkasa Pura II, Bandara Internasonal Soekarno-Hatta.

Tak hanya itu, Prasetyo berharap, para pengguna jasa untuk tidak lagi memberikan tip atau imbalan atas jasa porter. Dengan begitu, diharapkan Bandara Soekarno-Hatta menjadi bandara berkelas dunia.

Prasetyo menjelaskan, layanan airport helper dan pengumpul trolley tersebut secara resmi per tanggal 1 September 2017 telah berjalan. Dengan begitu, jasa ini tidak hanya tersedia di Terminal 3, tetapi juga di Terminal I dan II Bandara Soekarno-Hatta.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini