Sukses

Kehabisan Tiket Kereta, Pejabat Tidak Bisa Lewat Jalur Belakang

KAI telah menambah perjalanan Jakarta-Bandung menjadi 13 perjalanan dari sebelumnya 8 perjalanan.

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama (Dirut) PT Kereta Api Indonesia Edi Sukmoro menyatakan, kereta api saat ini merupakan moda transportasi pilihan masyarakat Indonesia. Tiket yang dijual, baik untuk kereta jarak pendek maupun jauh, selalu ludes. Oleh karena itu, kini pengguna tidak bisa lagi main belakang, termasuk pejabat VVIP sekali pun.

Sebagai contoh, Edi mengaku, KAI telah menambah perjalanan Jakarta-Bandung sebanyak 5 perjalanan dari sebelumnya 8 perjalanan. Dengan begitu, totalnya menjadi 13 perjalanan untuk rute Jakarta-Bandung.

"Sebanyak 13 trip Jakarta-Bandung penuh terus. Tidak cuma weekend, tapi hari biasa juga. VVIP yang tidak kebagian tiket, ya nunggoni (red-nungguin) orang yang membatalkan tiket," katanya di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (11/10/2017).

Edi mencatat, jumlah penumpang kereta saat ini tembus 360 juta orang per tahun dan penumpang KRL Jabodetabek telah mencapai 1,24 juta penumpang. Peningkatan jumlah penumpang itu karena masyarakat mulai bergeser dari kendaraan pribadi ke kereta api.

‎"Hari ini, penumpang kereta mencapai jumlah terbesar dalam setahun, yakni 360 juta orang per tahun. Penumpang KRL dari 500 ribu dua tahun lalu menjadi 1,24 juta penumpang saat ini," tutur dia.

Menurut Edi, masyarakat dengan sendirinya akan beralih menggunakan moda transportasi dari kendaraan pribadi ke angkutan umum, seperti kereta api, jika pemerintah dan pihak terkait membenahi angkutan publik.

"Banyak orang sudah bergeser ke angkutan massal kereta api. ‎Tidak perlu pakai 3 in 1 lagi, atau ganjil genap. Tapi perbaiki saja angkutan massalnya, dikasih AC, dibuat nyaman, maka orang dengan sendirinya bakal pindah," tutur Edi.

Ia mengakui KAI menyediakan tempat parkir di setiap stasiun kereta supaya penumpang mudah memarkirkan kendaraan pribadi dengan kereta api yang keluar masuk dari dan menuju Jakarta.

"Dalam sehari, KRL Jabodetabek melayani 1,24 juta penumpang ‎per hari dengan 918 perjalanan. Kalau 10 perjalanan saja batal, maka bisa gaduh dan mau jadi apa bentuknya DKI Jakarta," pungkasnya.

Tonton Video Pilihan Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.