Sukses

Menteri Susi Imbau Para Ibu buat Beli Ikan, Jangan Baju Mahal

Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti mengimbau kepada para guru-guru Indonesia untuk mengampanyekan pentingnya makan ikan.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti mengimbau kepada para guru-guru Indonesia untuk mengampanyekan pentingnya makan ikan sebagai sumber protein tubuh.

Itu lantaran laut Indonesia kini diklaim sudah berdaulat dan menjadi sumber daya alam yang secara penuh dikuasai Warga Negara Indonesia (WNI).

Hal ini disampaikan Menteri Susi di depan lebih 1.000 guru dalam acara Temu Pendidik Nusantara 2017 di Gelanggang Olahraga Ragunan, Jakarta, Minggu (15/10/2017).

"Untuk pertama kalinya Indonesia memberikan kedaulatan penuh kepada laut dan nelayan Indonesia. Kalau bukan nelayan Indonesia, tidak boleh nangkap atau mancing ikan di Indonesia, kecuali turis bayar hanya untuk makan. Kalau industri sudah tertutup untuk asing," tutur dia.

"Itu satu kehebatan Jokowi. Sekarang sumber daya alam laut kita satu-satunya sumber daya alam yang dikuasai penuh WNI," ucap Menteri Susi.

Dengan tegas, dia mengatakan akan tetap menjaga kedaulatan laut Indonesia. Susi meminta para guru untuk menyampaikan kepada generasi muda bahwa Indonesia sudah merdeka, lautnya telah berdaulat, dan pemerintah sudah mengusir lebih dari 10 ribu kapal keluar dari wilayah Indonesia.

"Walaupun masih ada yang coba-coba, ya kita tangkap dan tenggelamkan," tegas Susi.

Susi Pujdiastuti pun meminta partisipasi para guru dalam mengampanyekan makan ikan kepada anak-anak dan generasi muda. Protein yang terdapat pada ikan sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Sebab dia bilang hasil survei menyebut, satu dari tiga anak Indonesia tumbuh stunting (kuntet).

"Ibu-ibu jangan ‎beli baju mewah tapi lupa beli ikan. Kalau utang untuk beli ikan, boleh. Tapi kalau utang buat beli sepatu baru, tidak boleh. Dididik pola belanjanya, beli emas boleh karena bisa dijual lagi. Tapi kalau baju, bekasnya tidak laku, nanti akhirnya numpuk jadi sampah," Susi berharap.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.