Sukses

Dolar AS Menguat Imbas Kebijakan Bank Sentral Jepang

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.522 per dolar AS hingga 13.546 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali bergerak melemah pada perdagangan Senin ini. Dolar AS kemungkinan akan terus melambung.

Mengutip Bloomberg, Senin (6/11/2017), rupiah dibuka di angka 13.545 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.498 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.522 per dolar AS hingga 13.546 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 0,40 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.529 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan pada Jumat lalu yang ada di angka 13.500 per dolar AS.

Dolar AS memang melambung di Asia pada perdagangan Senin ini. Terhadap yen, dolar AS menyentuh level tertinggi dalam delapan bulan terakhir.

Pandangan yang kontras untuk kebijakan moenter di Amerika Serikat dengan Jepang memberikan pengaruh yang cukup tinggi terhadap penguatan dolar AS terhadap yen.

Para analis menjelaskan, Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) yang akan memperketat kebijakan moneter sementara BanK Sentral Jepang dipandang tidak akan terburu-buru untuk melakukan pebijakan pengetatan moneter membuat dolar AS terdongkrak.

Gubernur Bank Sentral Jepang Haruhiko Kuroda mengatakan pada hari Senin bahwa mereka akan melanjutkan pelonggaran moneter berdasarkan kebijakan pengendalian kurva imbal hasil, meskipun dia juga menambahkan bahwa bank sentral mengamati dengan seksama dampak ekonomi dari kebijakan moneter tersebut secara berkepanjangan.

Analis Nomura Singapura Peter Dragicevich menjelaskan, dengan latar belakang kebijakan tersebut satu dolar AS naik di atas 115.00 yen. "Jika kita bisa berhasil melewati sana, maka saya pikir itu bisa membuka pintu hingga bergerak lebih tinggi," kata Dragicevich.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perdagangan kemarin

Pada perdagangan jumat kemarin, Dolar AS memang tertahan di kawasan Asia. Pelaku pasar telah menerima pencalonan Dewan Gubernur Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed).

Terdapat lima kandidat yang masuk dalam bursa pilihan Trump, termasuk Gubernur Fed Janet Yellen sebelum akhirnya pilihan Trump jatuh pada Powell. Kandidat lainnya, yakni Direktur Dewan Ekonomi Nasional Gary Cohn, Ekonom Stanford University John Taylor, dan mantan Gubernur Fed Kevin Warsh.

Powell telah menjabat sebagai salah satu Dewan Gubernur Fed sejak 2012. Nama Powell beredar kuat sebagai pengganti Yellen, dibanding pesaing lainnya selama lebih dari seminggu ini.

Saat ini pelaku pasar mengalihkan fokus perhatian ke data tenaga kerja AS yang dirilis pada Jumat sore waktu setempat.

Selain itu, pelaku pasar juga tengah memperhatikan kelanjutan reformasi perpajakan. Saat ini Partai Republik tengah mengusulkan pemotongan pajak korporasi menjadi 20 persen dari sebelumnya 35 persen.

Namun sejauh ini belum ada kejelasan apakah usul tersebut diterima oleh seluruh anggota konggres atau tidak.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.