Sukses

Investor Asing Buru Saham, IHSG Cetak Level Tertinggi di 6.050

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 11,28 poin ke posisi 6.050 pada perdagangan Senin pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau meski sempat melemah di awal sesi perdagangan. Ekonomi Indonesia tumbuh 5,06 persen pada kuartal III 2017 menjadi katalis positif untuk pergerakan IHSG.

Pada penutupan perdagangan saham, Senin (6/11/2017), IHSG naik 11,28 poin atau 0,19 persen ke posisi 6.050,82. Indeks saham LQ45 menguat 0,17 persen ke posisi 1.007,22. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau. Level IHSG ke 6.050 merupakan level tertinggi dalam sejarah. Sebelumnya IHSG sempat sentuh level tertinggi di 6.025 pada 25 Oktober 2017.

Ada sebanyak 179 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. 154 saham lainnya melemah sehingga menahan penguatan IHSG. 125 saham lainnya diam di tempat.

IHSG sempat berada di level tertinggi 6.062,06 dan terendah 6.025,07. Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 296.441 kali dengan volume perdagangan saham 8,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,3 triliun.

Investor asing melakukan aksi beli Rp 273,31 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.515.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menghijau. Sektor saham infrastruktur naik 1,39 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham industri dasar mendaki 1,11 persen dan sektor saham konstruksi menanjak 0,76 persen.

Sektor saham barang konsumsi turun 0,80 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham tambang tergelincir 0,35 persen.

Saham-saham catatkan top gainers antara lain saham BVIC naik 17,46 persen, saham SIMA menguat 12,96 persen, dan saham META melonjak 11,43 persen.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham MCAS susut 12,74 persen ke posisi Rp 2.260, saham ITMG tergelincir 4,56 persen ke posisi Rp 21.475, dan saham KREN turun 4,42 persen ke posisi Rp 540 per saham.

Sebagian besar bursa Asia bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 0,02 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi merosot 0,33 persen, indeks saham Singapura turun 0,07 persen, dan indeks saham Taiwan tergelincir 0,13 persen.

Analis PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menuturkan, rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,06 persen pada kuartal III 2017 menjadi sentimen positif untuk pasar saham.

"Rilis data ekonomi Indonesia tumbuh 5,06 persen lebih bagus dibandingkan perkiraan. Selain itu, lebih tinggi dari periode sebelumnya yang di kisaran 5,01 persen," kata Reza.

Akan tetapi, menurut Reza laju IHSG akan konsolidasi di kisaran 6.050-6.060. Ia pun menuturkan, IHSG sudah mencapai level tertingginya dapat dimanfaatkan pelaku pasar untuk merealisasikan keuntungan.

"Awal sesi, IHSG sempat melemah kemudian dapat diimbangi pelaku pasar yang tetap bertahan di pasar saham. Waspadai aksi profit taking," kata Reza.

Dari sentimen eksternal, menurut Reza belum ada yang terlalu pengaruhi pasar. Pelaku pasar mencermati perkembangan reformasi pajak yang dilakukan pemerintahan Amerika Serikat di bawah pimpinan Donald Trump. Selain itu, pelaku pasar menanti kebijakan dari pengganti pimpinan bank sentral Amerika Serikat Janet Yellen yang habis masa jabatan pada awal 2018.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

IHSG Melemah Saat Pembukaan

Sebelumnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada awal sesi perdagangan saham Senin ini. Pelemahan IHSG ini berlawanan dengan bursa Asia.

Pada pembukaan perdagangan saham, Senin 6 November 2017, IHSG turun 7 poin atau 0,12 persen ke posisi 6.031,77. Indeks saham LQ45 melemah 0,17 persen ke posisi 1.003,79.

Ada 79 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Adapun, 42 saham melemah dan 91 saham lainnya diam di tempat. Pada awal sesi, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.037,59 dan terendah 6.025,07.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 11.922 kali dengan volume perdagangan saham 413 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 325,3 miliar. Investor asing melakukan aksi beli Rp 15 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.520.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham melemah, pelemahan dipimpin sektor saham pertambangan 0,56 persen kemuydian sektor saham perdagangan 0,52 persen dan sektor saham aneka industri 0,33 persen.

Sedangkan saham yang menguat dipimpin oleh saham infrastruktur dengan penguatan 0,61 persen.

Saham-saham yang menguat dan tercatat sebagai top gainers antara lain saham TFCO naik 11,11 persen ke posisi Rp 685 per saham, saham TFCO mendaki 11,11 persen ke posisi Rp 1.000 per saham, dan saham KIOS menanjak 10 persen ke posisi Rp 2.200 per saham.

Adapun saham-saham yang tertekan antara lain saham RIMO melemah 24,85 persen ke posisi Rp 254 per saham, saham KBLV tergelincir 15,83 persen ke posisi Rp 505 per saham, dan saham PALM susut 5,92 persen ke posisi Rp 318 per saham.

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan saham awal pekan ini. Rilis data ekonomi akan pengaruhi laju IHSG.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menuturkan, pola pergerakan IHSG masih terlihat kuat untuk kembali menguat. Apalagi level support IHSG dapat terjaga cukup kuat. William menambahkan, fundamental ekonomi Indonesia juga akan menjadi sentimen pergerakan IHSG di awal pekan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.