Sukses

Konferensi Periklanan Terbesar Asia Resmi Digelar di Bali

AdAsia 2017 adalah konferensi marketing paling bergengsi yang selalu menjadi ajang untuk memperoleh ilmu dari para pakar bisnis dan iklan.

Liputan6.com, Jakarta - Konferensi periklanan terbesar di Asia, AdAsia 2017 resmi digelar di Nusa Dua, Bali. Tahun ini, AdAsia 2017 akan menghadirkan lebih dari 30 pembicara kelas dunia.

Acara ini diselenggarakan oleh Asian Federation of Advertising Association (AFAA) yang terdiri dari 16 negara, termasuk Indonesia. AdAsia 2017 akan digelar selama 3 hari, mulai 8 hingga 10 November 2017 di Bali Nusa Dua Convention Center.

Sejumlah pembicara yang hadir antara lain: Brand Evangelist of Canva and Former Brang Evangelist of Apple, Guy Kawasaki, David Coulthard (Juara Grand Prix Formula 1) dan Charles Adler (Co-Founder Kicksatrter.com).

Selain itu juga hadir Piotr Jakubowski (CMO Go-Jek Indonesia), Azran Osman Rani (CEO of iFlix Malayia), COO Emtek dan CEO SCM Sutanto Hartono dan juga mantan Sekjen PBB Koffi Anan pun akan jadi pembicara di acara dua tahunan ini.

Chairman Commitee AdAsia, Harris Thajeb mengatakan, AdAsia 2017 adalah konferensi marketing paling bergengsi yang selalu menjadi ajang untuk memperoleh ilmu dari para pakar bisnis, iklan dan marketing. Tema yang diusung dalam AdAsia tahun ini adalah Globalizasian-Advancing New Possibilities.

"Bersama-sama kita bisa belajar lebih banyak lagi tentang inovasi terkini dan perkembangan di masa depan," tuturnya di Bali Nusa Dua Convention Center, Rabu (8/11/2017).

Alasan Indonesia bisa menjadi tuan rumah gelaran akbar ini karena Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI) berhasil memenangkan bidding (tender) dengan menyisihkan kompetitor dari Thailand dan Filipina.

Di 2015 kemarin, Indonesia juga pernah menjadi tuan rumah acara yang sama.

Indonesia juga dinnilai sebagai salah satu negara Asia yang paling berpotensi dengan perkembangan industri iklan terbesar di Asia. Indonesia memiliki 8.000 merek yang aktiff di pasar dan 400 perusahaan di bidang periklanan dengan perputaran uang sekitar Rp 120 triliun setiap tahunnya.

"Melalu AdAsia 2017 kami dapat mempromosikan Indonesia ke dunia internasional, termasuk kemajuan besar dalam industri periklanan dalam negeri," tutur Kepala Hubungan Internasional PPPI, Maya Watono.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Alasan digelar di Bali

Indonesia kembali menjadi tuan rumah AdAsia 2017. Ini pertama kalinya setelah Indonesia 'absen' selama 22 tahun tidak menjadi tuan rumah konferensi marketing dan periklanan paling bergengsi tersebut.

Lokasi AdAsia 2017 sendiri akan bertempat di Nusa Dua Convention Center, Bali pada 8-10 November 2017. Lantas, mengapa Bali dipilih sebagai lokasi strategis diselenggarakannya AdAsia 2017?

Disampaikan Maya Watono, Head of Organizing Committe AdAsia 2017, alasan panitia AdAsia 2017 memilih Bali sebagai lokasi konferensi karena Pulau Dewata ini dinilai sebagai lokasi atraktif untuk meningkatkan industri pariwisata.

"Bali itu adalah central of tourism attraction. Mudah meng-attract speaker kami ke Bali. Lagipula, banyak (para peserta dan speaker AdAsia 2017) yang bawa keluarga mereka pas datang ke sini. Jadi Bali adalah lokasi yang sesuai karena tidak cuma untuk bekerja, tetapi juga untuk berlibur dan menikmati salah satu kekayaan budaya Indonesia di sini," kata Maya kepada Tekno Liputan6.com.

Maya juga mengungkap, proses pemilihan Bali sebagai lokasi AdAsia 2017 bukanlah proses yang mudah. Proses bidding terjadi sekitar empat tahun lalu, dan Bali akhirnya dipilih karena menjadi lokasi dengan tingkat kesiapan terbaik.

"Waktu itu pas bidding juga ada beberapa negara dengan lokasi ideal, seperti Thailand dengan Chiang Mai, Filipina dengan Manila, nah Indonesia juga harus punya 'peluru'nya, yakni Bali," lanjutnya menerangkan.

Walau demikian, tambah Maya, tak menutup kemungkinan semisal Indonesia di waktu mendatang menjadi tuan rumah AdAsia lagi, panitia akan memilih lokasi-lokasi selain bali.

"Kami ingin mempromosikan Indonesia ke kancah global bahwa negara kita itu kaya akan budaya. Maka itu kami juga telah menimbang-nimbang lokasi lain, seperti Yogyakarta, Bangka Belitung, dan masih banyak lagi," tutupnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.