Sukses

Aksi Jual Bayangi Laju IHSG

Investor asing mencatatkan aksi jual Rp 818,72 miliar pada perdagangan saham kemarin, dan diprediksi berlanjut pada Kamis ini.

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan melemah pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Investor cenderung melakukan jual saham usai IHSG terus menguat beberapa waktu terakhir.

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi memperkirakan, IHSG bergerak pada support 6.020 dan resistance 6.070.

"Diperkirakan pelemahan masih akan menghantui dengan aksi jual investor dengan range pergerakan 6.020-6.070," ujar dia di Jakarta, Kamis (9/11/2017).

IHSG akan melanjutkan pelemahan sehari sebelumnya. Kemarin, IHSG susut 11,04 poin ke level 6.049,38.

Pelemahan IHSG sejalan dengan bursa di Asia yang mayoritas melemah. Saham sektor infrastruktur dan pertambangan menekan laju indeks saham. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh data impor batu bara yang kurang baik.

"Saham-saham sektor infrastruktur dan pertambangan mengalami aksi profit taking di antaranya TRAM, TOWR, TLKM, ZINC, ADRO hingga PTBA setelah impor batu bara China turun pada bulan Oktober 2017 dibandingkan bulan sebelumnya," jelas Lanjar.

Investor asing juga kembali mencatatkan jual bersih saham. Jual bersih saham tercatat Rp 818,72 miliar.

"Investor asing berbalik mencatatkan aksi jual sebesar Rp 818,72 miliar dengan saham TLKM, UNTR dan ADRO menjadi yang terbanyak mengalami aksi jual investor asing," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

IHSG Susut 11 Poin

Sebelumnya laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada perdagangan saham Rabu pekan ini. IHSG melemah lantaran aksi ambil untung usai mencatat rekor baru pada perdagangan saham kemarin.

Pada penutupan perdagangan saham, Rabu 8 November 2017, IHSG turun 11,06 poin atau 0,18 persen ke posisi 6.049,38. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,17 persen ke posisi 1.008,42. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham sama-sama menguat dan melemah. Sektor saham infrastruktur turun 1,71 persen, dan mencatat penurunan terbesar. Disusul sektor saham tambang susut 1,3 persen. Sementara itu, sektor saham aneka industri naik 0,97 persen dan sektor saham barang konsumsi menanjak 0,54 persen.

Saham-saham yang mencatat top gainers antara lain saham MTWI naik 10,14 persen ke posisi Rp 326 per saham, saham ELSA menanjak 8,82 persen ke posisi Rp 370 per saham, dan saham PNBN melonjak 7,76 persen ke posisi Rp 1.250 per saham.

Adapun saham-saham yang tertekan antara lain saham RIMO susut 24,41 persen ke posisi Rp 192 per saham, saham SIMA merosot 16,16 persen ke posisi Rp 384 per saham, dan saham TRAM turun 8,59 persen ke posisi Rp 149 per saham.

Saham-saham yang diincar investor asing antara lain saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, saham PT Astra International Tbk, dan saham PT Gudang Garam Tbk.

Di bursa Asia, indeks saham cenderung tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 0,30 persen, indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 0,10 persen, dan indeks saham Taiwan susut 0,20 persen. Adapun indeks saham Shanghai naik 0,06 persen dan indeks saham Singapura menguat 0,24 persen.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menuturkan, IHSG cenderung konsolidasi usai mencatat rekor. Pelaku pasar pun merealisasikan keuntungan. Apalagi ada rilis data kepercayaan konsumen yang menurun.

"IHSG lebih ke arah konsolidasi. Investor ambil kesempatan untuk merealisasikan keuntungan. Selain itu, ada rilis data kepercayaan konsumen turun," kata William saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menambahkan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali melemah juga pengaruhi pasar. Selain itu, pergerakan harga minyak juga bayangi pasar.

Ada 204 saham melemah sehingga menekan IHSG, sedangkan 137 saham menguat dan 117 saham lainnya diam di tempat. Pada perdagangan Rabu, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.069,76 dan terendah 6.033,55. Transaksi perdagangan saham cukup ramai.

Total frekuensi perdagangan saham 323.405 kali dengan volume perdagangan 10,6 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,6 triliun. Investor asing melakukan aksi jual Rp 852 miliar di semua pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.511.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.