Sukses

Lembaga Penyalur BBM Satu Harga Bertambah Jadi 28 Titik

Lembaga penyalur BBM satu harga yang baru beroperasi yaitu stasiun pengisian bahan bakar kendaraan bermotor milik AKR Corporindo.

Liputan6.com, Jakarta - Penerapan program Bahan Bakar Minyak (BBM) satu harga terus meluas. Saat ini telah mencapai 28 titik. Dengan dioperasikannya lembaga penyalur resmi, di‎ Kecamatan Ledo, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat.

Anggota Komite Badan Pengatur Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), Henry Ahmad mengatakan, lembaga penyalur BBM satu harga yang baru beroperasi adalah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (SPBKB) milik PT AKR Corporindo Tbk (SPBKB AKR Ledo), yang menjual Biosolar dan AKRA 92.

BBM satu harga merupakan salah satu langkah pemerintah untuk dapat menyediakan akses BBM yang harganya sama dan setara dengan harga BBM di Jawa. SPBKB yang terletak di Kelurahan Lesa Bela ini menjadi salah satu akses BBM bagi masyarakat kabupaten Bengkayang.

"Realisasi BBM Satu Harga ini adalah untuk memenuhi kebutuhan bagi sektor pengguna yang berhak mendapatkannya di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Hendry, di Jakarta, Kamis (9/11/2017).

Sementara itu, Direktur AKR, Nery Polim menjelaskan, AKR akan terus mendukung dan membantu Pemerintah dalam merealisasikan Program BBM Satu Harga. Dengan menambah jumlah SPBKB‎, di Batang Tarang, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat sebagai Lembaga Penyalur BBM Satu harga.

"AKR berkomitmen dalam mendukung program Pemerintah BBM Satu Harga dalam rangka mewujudkan energi berkeadilan untuk bangsa. Diharapkan masyarakat dapat menikmati BBM dengan harga yang sama sebagaimana ditetapkan oleh Pemerintah," ujar Nery.

Selain dua SPBKB di atas, AKR juga masih akan membangun 7 outlet SPBKB sebagai lembaga penyalur BBM satu harga di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) pada 2017 dan 2018.

Tujuh SPBKB tersebut berada di Kabupaten Lampung Barat dan Pesisir Barat (Provinsi Lampung) serta di Kabupaten Bengkayang, Ketapang, Landak, Sintang dan Melawi (Provinsi Kalimantan Barat).

Total kapasitas tanki BBM di SPBKB AKR Ledo adalah sebesar 40 kiloliter (kl), dengan rincian 20 kl untuk Biosolar dan 20 kl untuk AKRA 92. Pasokan BBM untuk SPBKB Ledo ini berasal dari Terminal BBM AKR Wajok.‎

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Warga Nusa Penida Nikmati BBM Satu Harga

Sebelumnya Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung di Bali menjadi titik ke-27 beroperasinya lembaga penyalur Bahan Bakar Minyak (BBM) Satu Harga. Setelah diresmikan Sabtu 4 November 2017, pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) di pulau terluar ini pun bertambah.

Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Kompak yang baru beroperasi ini memiliki kapasitas tangki penyimpanan 20 kilo liter (kl) untuk Solar, 20 kl Premium, 20 kl Pertalite, 3 kl Pertamax dan Dexlite 5 kl. Pasokan BBM untuk SPBU ini berasal dari Terminal BBM Manggis, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali.

I Made Sumitra, pecalang (petugas keamanan) di Banjar (Lingkungan) Nyuh Kukuh, Desa Ped, Nusa Penida, mengaku senang dengan adanya SPBU Kompak yang baru beroperasi ini.

"Untung ada di sini, karena saya di daerah Nyuh Kukuh, dekat saya membeli bensin, ndak jauh ke sana (Desa Sintal) lagi. Apalagi kalau malam atau sore harus beli bensin, kan dekat. Ini juga kan untuk pariwisata," ujar dia dalam keterangannya, Minggu 5 November 2017.

SPBU Kompak ini memang memiliki jarak yang dekat dari Pelabuhan Nyuh di Nusa Penida, yakni 150 meter saja. Sebelumnya, telah ada dua SPBU lain yang beroperasi, satu di wilayah Sintal berjarak 6 kilometer dan di wilayah Ketapang berjarak sekitar 15 km dari Pelabuhan Nusa Penida.

Tidak jauh berbeda dengan Sumitra, Made Natalia, pegawai di salah satu operator kapal cepat Sanur-Nusa Penida, menyebutkan bahwa adanya SPBU Kompak ini membantu operasional kapal cepat.

"Dulu kita susah cari bahan bakar, untung ada SPBU di sini sudah lebih bagus. Kalau misalnya mau ditambah (SPBU) lagi, lebih baik lagi di pelabuhan ini. Karena di sini kan ada beberapa kapal cepat yang membutuhkan bensin. Sekarang juga lebih gampang (beli BBM). Dulu pernah kehabisan BBM, karena cuma ada dua (SPBU), itu pun jauh-jauh sekali, kalau beli di pengecer Rp 7.000," jelasnya.

Rekan Sumitra lainnya, Made Mudita, berharap daerah Nusa Penida tidak susah lagi untuk mendapatkan BBM. "Dulu sebelum ada SPBU ini, kan ada dua SPBU, tapi di Nusa Penida sering kehabisan (BBM). Mungkin karena banyak yang beli. Mudah-mudahan sekarang ini ada terus," harap dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.