Sukses

Investor Ragu Pemangkasan Pajak di AS Bebani Wall Street

Kegagalan memangkas pajak meningkatkan kekhawatiran investor terhadap kemampuan Presiden AS Donald Trump untuk buat UU.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah didorong tekanan terhadap saham Intel dan Apple. Hal itu dipicu kekhawatiran investor terhadap janji pemangkasan pajak korporasi yang tertunda.

Indeks saham S&P 500 dan Dow Jones pun berakhir melemah untuk pertama kali dalam sembilan minggu. Pada penutupan perdagangan saham Jumat (Sabtu pagi WIB), indeks saham Dow Jones turun 0,17 persen ke posisi 23.422,21. Indeks saham S&P 500 tergelincir 0,09 persen ke posisi 2.582,3. Indeks saham Nasdaq naik tipis 0,01 persen ke posisi 6.750,94.

Selama sepekan, indeks saham Dow Jones melemah 0,5 persen. Indeks saham S&P 500 tergelincir 0,21 persen. Sedangkan indeks saham Nasdaq turun 0,2 persen.

Anggota parlemen senat AS mengeluarkan sebuah rencana pajak pada Kamis kemarin yang berbeda dengan versi yang diajukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di sejumlah bidang utama termasuk menunda pemotongan pajak perusahaan selama setahun.

Seperti diketahui, harapan pajak yang rendah menjadi janji utama Presiden AS Donald Trump. Sentimen itu juga yang membantu mendorong indeks saham S&P 500 naik 20 persen sejak pemilihan presiden pada 2016.

Kegagalan memangkas pajak akan meningkatkan kekhawatiran tentang kemampuan Trump untuk mengeluarkan Undang-Undang (UU). Ini juga yang dapat menggoyahkan pasar lantaran tarif pajak lebih rendah dapat meningkatkan pendapatan perusahaan.

Direktur Arrow Funds John Serrapere menuturkan, kegagalan pemangkasan pajak dapat memicu koreksi sebanyak 15 persen ke bursa saham.

"Tidak banyak kepercayaan diri, saya tidak pesismistis, tetapi ada banyak hal yang berkaitan," ujar dia, seperti dikutip dari laman Reuters, Sabtu (11/11/2017).

Saham Intel turun 1,55 persen dan saham Apple susut 0,33 persen menekan wall street. Sedangkan saham Nvidia melonjak 5,27 persen. Diikuti saham Disney naik 2,05 persen. Saham Time Warner Inc melonjak 4,08 persen. Saham News Corp mendaki 5,15 persen.

Volume perdagangan saham sekitar 6,4 miliar saham di wall street. Angka ini di bawah rata-rata perdagangan saham sekitar 6,6 miliar saham.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Wall Street Tertekan pada Perdagangan Saham Kemarin

Sebelumnya Wall Street melemah pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi waktu Jakarta), terbebani penurunan saham perusahaan teknologi Microsoft dan lainnya.

Pasar juga terdampak investor yang mengalihkan perhatian mereka ke keputusan Senat dari Partai Republik yang menunda kebijakan pemotongan pajak perusahaan yang sangat diinginkan investor.

Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average kehilangan 0,43 persen berakhir ke posisi 23.461,94. Sementara indeks S&P 500 turun 0,38 persen menjadi 2.584,62. Sedangkan indeks Nasdaq Composite turun 0,58 persen menjadi 6.750,05.

Indeks S&P 500 telah melonjak sekitar 21 persen sejak pemilihan Presiden Donald Trump setahun yang lalu, didorong janji Trump untuk memotong pajak perusahaan dan mengambil tindakan bisnis lainnya.

Akhirnya, Senat Republik mengajukan sebuah proposal pajak yang sangat berbeda dari usulan Trump. Dalam proposal tersebut, senat menunda pemotongan pajak perusahaan sebesar 20 persen per tahun dan memberikan pemilik usaha kecil pengurangan pajak dengan tingkat khusus, menurut sumber.

Sebelumnya, ketidakpastian tentang pemotongan pajak perusahaan mendorong indeks S&P 500 turun sebanyak 1 persen. Ini menggarisbawahi seberapa besar Wall Street terdampak kebijakan pengurangan pajak.

"Sudah setahun sejak pemilihan. Saham kami sudah naik 22 persen dengan harapan janji Trump akan terlaksana, dan sementara mereka mencoba untuk memastikannya menuju hal ini, tapi mereka belum banyak menyelesaikannya," kata Michael O'Rourke, Kepala Strategi Pasar JonesTrading di Greenwich, Connecticut.

"Jika kemajuan tidak dilakukan, pasar ekuitas harus berhenti atau benar sampai kemajuan berarti tercapai," dia menambahkan.

Pasar juga dipengaruhi penurunan saham teknologi. Enam dari 11 sektor pada indeks S&P 500 turun, dengan sektor industri sebesar 1,28 persen dan teknologi sebesar 0,85 persen.

saham yang turun, Apple (AAPL.O), Microsoft (MSFT.O), Alphabet (GOOGL.O), Oracle (ORCL.N) dan Facebook (FB.O) menjadi saham yang paling banyak tertekan pada indeks S&P 500.

Sekitar 7,4 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, di atas rata-rata 6,6 miliar harian selama 20 sesi terakhir.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.