Sukses

Sektor Energi Dorong Wall Street Tertekan

Harga minyak melemah membebani sektor saham energi sehingga berdampak ke wall street.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah seiring sektor saham energi tertekan selama empat sesi. Hal itu didorong harga minyak dunia. Sementara itu, sektor saham teknologi yang catatkan performa terbaik pada 2017, membebani IHSG.

Pada penutupan perdagangan saham Rabu (Kamis pagi WIB), indeks saham Dow Jones melemah 95,91 poin atau 0,41 persen ke posisi 23.313,56. Indeks saham S&P 500 susut 8,41 poin atau 0,33 persen ke posisi 2.570,46. Indeks saham Nasdaq melemah 16,51 poin atau 0,24 persen ke posisi 6.721,37.

Pergerakan wall street dipengaruhi harga minyak. Selama empat sesi, harga minyak turun lantaran data menunjukkan kenaikan pasokan minyak dan bensin. Indeks sektor saham energi S&P 500 melemah empat persen, dan mencatatkan pelemahan paling tajam dalam tujuh bulan.

"Harga minyak sudah menguat dan sentuh level tinggi, pergerakan harga minyak ini berdampak besar untuk saham energi," ujar Peter Jankovskis, co-chief investment officer OakBrook Investments LLC, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (16/11/2017).

Saham Exxon turun satu persen menjadi US$ 81,49. Sementara itu, saham Schlumberger tergelincir dua persen menjadi US$ 61,55 usai sentuh level terendah sejak Januari 2016 di kisaran US$ 61,11. Harga minyak Brent dan West Texas Intermediate (WTI) kompak melemah usai sentuh level tertinggi dalam 2,5 tahun.

 Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Selain itu, sektor saham teknologi juga membebani indeks saham S&P 500. "Sektor saham teknologi catatkan kenaikan kuat pada tahun ini, mungkin pelaku pasar merealisasikan keuntungan," kata dia.

Indeks CBOE Volatility mencetak level tertinggi dalam dua bulan ke posisi 14,51. Indeks ini mengukur kecemasan pelaku pasar. Kenaikan inflasi dan ritel penjualan ritel menguat memberi sinyal the Federal Reserve atau bank sentral Amerika Serikat untuk menaikkan suku bunga pada Desember.

Dengan ada prospek kenaikan suku bunga itu berdampak ke sektor keuangan. Indeks sektor keuangan S&P 500 naik 0,69 persen. Sektor saham utilitas dan konsumsi melemah. Saham Target turun 8,4 persen menjadi US$ 55,06.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.