Sukses

BUMN Ini Bisa Turunkan Harga Bahan Pokok di Puncak Jaya 25 Persen

Liputan6.com, Jakarta - PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) menyalurkan minyak goreng, tepung terigu dan gula pasir‎ ke wilayah Puncak Jaya, Papua. Hasilnya, saat ini harga ketiga komoditas tersebut turun 25 persen dari rata-rata sebelumnya.

Direktur Utama PPI Agus Andiyani mengatakan, untuk menghemat ongkos logistik ke Puncak Jaya, pihaknya menggunakan rute yang lebih hemat biaya. Jika sebelumnya barang yang dikirim dari Jawa transit di Jayapura, kini transit di Timika kemudian melewati Wamena baru ke Puncak Jaya.

‎"Kami memilih rute yang murah. Kalau selama ini kan banyak dari Jawa Timur ke Jayapura, baru ke Puncak Jaya. Ini contoh satu, kami lewat Timika dengan kapal laut. Kemudian dari Timika ke Wamena naik pesawat. Dari Wamena ke Puncak Jaya naik darat. Ternyata lebih murah skema itu," ujar dia di Wamena, Papua, Selasa (21/11/2017).

Kemudian, PPI juga melakukan harmonisasi antar mode transportasi dengan menggandeng Pelni dan Pelindo. Cara ini meminimalisasi waktu penyimpanan barang sehingga tidak membutuhkan gudang karena barang yang sampai di pelabuhan langsung diangkut dengan truk dan pesawat.

"Kapal dari Surabaya di Pelabuhan Pomako (Timika), langsung diangkat. Begitu datang barangnya, pesawat sudah ada sehingga dibawa ke Wamena. Begitu Wamena sampai, truk sudah nunggu, lalu berangkat di sana. Sehingga saya tidak membayar beberapa gudang. Itu akan mengurangi harganya," kata dia.

Dengan skema logistik ini, lanjut Agus, harga tiga komoditas yang didistribusikan oleh PPI ke Puncak Jaya bisa ditekan hingga 25 persen. Misalnya, gula yang sebelumnya dijual Rp 35 ribu per kg, kini menjadi Rp 26.250 per kg. Kemudian tepung terigu dari Rp 30 ribu menjadi Rp 23.200 per kg dan minyak goreng ukuran 1 liter dari Rp 45 ribu menjadi Rp 33.750.

"Makanya bisa turun 25 persen. (Pedagang harus jual lebih murah 25 persen?) Iya pasti harga itu. Puncak Jaya itu harus 25 persen dari harga yang berlaku saat itu," tandas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Trans Papua

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengintruksikan kepada para menteri untuk mengimplementasikan kebijakan harga bahan bakar minyak (BBM) dan semen satu harga di seluruh wilayah Indonesia. Dengan begitu, harus ada upaya untuk menekan disparitas harga terutama di wilayah Papua dan Papua Barat.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono mengungkapkan, pemerintah membangun jalan Trans Papua sepanjang 4.300 Kilometer (Km) dengan tujuan mengurangi mahalnya harga kebutuhan pokok di masing-masing wilayah.

Dari sepanjang 4.330,07 Km, pemerintah telah merealisasikan jalan Trans Papua yang menghubungkan Provinsi Papua dan Papua Barat sepanjang 3.851,93 Km. Sisanya sekitar 479,04 Km ditargetkan tersambung pada tahun ini.

"Mudah-mudahan tahun ini sudah bisa tembus semua. Tinggal jembatan-jembatannya saja," Basuki menegaskan saat Diskusi Ekonomi Visi Indonesia Sentris Pemerataan di Papua di Kafe Kembang Kencur, Jakarta, Minggu (5/3/2017).

Basuki mengaku, akses menjadi kendala utama untuk menurunkan harga semen di Papua. Pasalnya, sepanjang 479,04 Km ruas jalan Trans Papua yang belum tersambung berada di bawah, sementara yang sudah terhubung membelah hutan dan pegunungan.

"Harga BBM di Papua sudah satu harga, tapi harga semen masih Rp 2,5 juta di Jayawijaya dan Intan Jaya," katanya.

Menurutnya, Kementerian PUPR menjamin harga semen di Papua akan turun signifikan dengan syarat pembangunan jalan Trans Papua dirampungkan. Akan tetapi, peran dari tol laut sangat penting menunjang tujuan ini, sehingga jalur tol laut pun diperpanjang sampai ke Wasior.

"Yang paling dekat jalan darat dari Mamuju. Nanti kalau jalan ke Kenyam, Dekai sudah jadi lalu ke Wamena dijamin pasti turun harganya. Tapi tol laut juga harus nyambung sampai ke Wasior," Basuki menerangkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.