Sukses

Gading Gajah Jadi Barang Jaminan di Pegadaian, Berapa Nilainya?

Karena gading gajah merupakan barang yang sangat bernilai, maka barang tersebut hampir pasti ditebus.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pegadaian (Persero) memprioritaskan revitalisasi gudang dalam rencana bisnis. Gudang ini untuk menyimpan barang-barang berharga, termasuk di dalamnya barang jaminan nasabah. Barang berharga tersebut bermacam-macam, mulai dari mobil, motor, emas, hingga gading gajah.

"Jadi kita revitalisasi gudang logistik. Artinya manajemen sangat paham bahwa risiko Pegadaian adalah operational risk. Karena apa? Nyimpan barang, mobil, motor, emas, arloji, traktor pertanian, gading," kata Direktur Utama Pegadaian Sunarso di Jakarta, Senin (21/11/2017).

"Teman-teman tidak pernah membayangkan bahwa ada orang datang ke Pegadaian membawa gading gading. Itu merupakan harta warisan," ujarnya.

Direktur Produk dan Pemasaran Pegadaian Harianto Widodo mengatakan, hal itu bukan berarti Pegadaian memperdagangkan gading gajah. Dia bilang, Pegadaian melihat hal tersebut sebagai barang jaminan yang akan ditebus nasabah.

"Sebenarnya itu bukan untuk diperjualbelikan, ada ketentuan itu barang-barang dilindungi yang tidak boleh diperjualbelikan, Tapi Pegadaian melihatnya ini bisa sebagai tambahan agunan. Bukan maksud memperjualbelikan, kan, tidak boleh. Biasanya dimiliki keluarga besar, jadi kaya barang pusaka," jelas dia.

Dia menuturkan, adapun nilai gading gajah tersebut dihitung berdasarkan nilai pasar setempat. Dia bilang, nilai gading gajah bisa menembus harga Rp 400 juta.

"Semua barang ada harga pasar setempat. Semua outlet khusus non-emas dia harus menetapkan harga pasar setempat. Kalau Jakarta tidak ada gading gajah. Kalau di Flores ya ada karena memang barang itu lazim dan berharga di sana," ujar dia.

Dia melanjutkan, karena gading gajah merupakan barang yang sangat bernilai, maka barang tersebut hampir pasti ditebus. "Hampir tidak mungkin tidak ditebus," tukas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kinerja

Sebelumnya, Pegadaian menargetkan laba usaha Rp 3,7 triliun pada 2018. Laba tersebut diparkirakan naik sekitar Rp 300 miliar dari laba yang diproyeksi tahun ini sebesar Rp 3,42 triliun. Laba usaha perseroan hingga Oktober 2017 mencapai Rp 2,84 triliun.

Direktur Utama Pegadaian Sunarso mengatakan, perseroan mengincar pendapatan Rp 12,5 triliun pada tahun depan. Pendapatan itu naik Rp 1,7 triliun dari pendapatan tahun ini yang diperkirakan mencapai Rp 10,77 triliun.

"Revenue kita ingin naik Rp 1,7 triliun," kata dia dalam acara Pegadaian Sharing Session di Jakarta, Selasa (21/11/2017).

Untuk menopang kinerja tersebut, Pegadaian akan menambah 2 juta nasabah tahun depan menjadi 11,5 juta nasabah. Pegadaian akan menggenjot nasabah dari segmen mikro.

"Nanti ada skema pemerintah UMI, ultra mikro. Dan dananya dari PIP pusat investasi pemerintah. Pegadaian dipercaya menyalurkan UMI," jelas dia.

Dengan begitu, total omzet Pegadaian akan menjadi Rp 143,9 triliun atau naik Rp 4,2 triliun. Lalu, total aset akan naik Rp 7,1 triliun menjadi Rp 57,4 triliun.

Untuk memacu kinerja, Pegadaian menerapkan beberapa strategi baik dari internal maupun eksternal. Di sisi internal Pegadaian akan mengoptimalkan digitalisasi business process, standardisasi outlet, revitalisasi gudang dan logistik.

Dari sisi eksternal, Pegadaian akan mengoptimalkan agen eksternal dan aplikasi mobile. "Kemudian pengembangan layanan berbasis digital," tandas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.