Sukses

IHSG Gagal Cetak Rekor Meskipun Investor Asing Borong Saham

IHSG turun 6,54 poin atau 0,11 persen ke posisi 6.063,24.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harus berakhir di zona merah pada perdagangan hari ini setelah di awal perdagangan menghijau. Aksi jual investor asing mendorong pelemahan IHSG.

Pada penutupan perdagangan saham, Kamis (23/11/2017), IHSG turun 6,54 poin atau 0,11 persen ke posisi 6.063,24. Indeks saham LQ45 turun 0,03 persen ke posisi 1.015,90. Sebagian besar indeks saham acuan melemah. Kemarin, IHSG mencetak rekor tertinggi di 6.069,78.

Ada sebanyak 133 saham menguat tetapi tak mampu membawa IHSG ke zona hijau, sedangkan 195 saham melemah dan 137 saham diam di tempat. IHSG sempat berada di level tertinggi 6.090,64 dan terendah 6.056,12.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 312.268 kali dengan volume perdagangan saham 14,1 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 6,5 triliun. Investor asing cenderung tercatat net buy Rp 775,30 miliar dengan komposisi net sell di pasar reguler sebesar Rp 109,85 miliar dan net buy di pasar negosiasi sebesar Rp 885,15 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.503.

Secara sektoral, antara yang menguat dan melemah seimbang. Saham yang menguat adalah pertambangan, barang konsumsi, kontruksi, keuangan, perdagangan. Sedangkan sisanya melemah.

Saham-saham yang menguat antara lain saham INCF naik 30,34 persen ke posisi Rp 232, saham MGNA melonjak 19,01 persen ke posisi Rp 144 per saham, dan saham IDPR melonjak 19 persen ke posisi Rp 1.190 per saham.

Adapun saham-saham yang tertekan antara lain saham ATIC turun 24,14 persen ke posisi Rp 660 per saham, saham ALKA merosot 20,40 persen ke posisi Rp 398 per saham, dan saham ECII tergelincir 12,73 persen ke posisi Rp 720 per saham.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Variatif

Sebelumnya, Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya, memperkirakan IHSG berada dalam rentang konsolidasi sehat dengan potensi kenaikan.

Bila terjadi momentum koreksi wajar masih dapat terus dimanfaatkan untuk akumulasi beli saham dengan tujuan investasi jangka panjang. Ini mengingat IHSG masih berada dalam jalur penguatan untuk jangka panjang.

Sementara itu, Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi menuturkan, IHSG akan bergerak bervariasi dengan pergerakan di kisaran 6.025-6.085.

"IHSG secara teknikal menguat pada level moving average lima harian dan 20 harian usai sebelumnya tertahan pada level support itu," kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.