Sukses

Dolar AS Stabil, Investor Berhati-hati terhadap Pandangan The Fed

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran sempit yaitu 13.492 per dolar AS hingga 13.513 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak stabil pada perdagangan jelang akhir pekan ini. Likuiditas tipis karena banyak pasar yang libur.

Mengutip Bloomberg, Jumat (24/11/2017), rupiah dibuka di angka 13.510 per dolar AS, tak berbeda jauh dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.511 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran sempit yaitu 13.492 per dolar AS hingga 13.513 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 0,19 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) rupiah dipatok di angka 13.506 per dolar AS, hanya melemah tipis jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.503 per dolar AS.

Di perdagangan Asia, Dolar AS tergelincir tipis karena investor cukup berhati-hati terhadap pandangan Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) terkait rendahnya angka inflasi.

Selain itu, dolar AS juga sedikit melemah karena pasar finansial AS tutup untuk memperingati hari Thanksgiving. Di Jepang, perdagangan saham juga tutup karena libur nasional.

Pada perdagangan sehari sebelumnya, dolar AS tergelincir setelah risalah pertemuan the Fed keluar. Dalam risalah tersebut menyebutkan bahwa ada beberapa pejabat Bank Sentral AS sedikit khawatir dengan rendahnya angka inflasi.

"Hal ini membuat dolar AS di bawah tekanan dan ditambah dengan likuiditas yang sedikit karena pasar libur," jelas analis pasar uang Daiwa Securities Mitsubishi Imaizumi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Yellen

Sedangkan Research Analyst ForexTime Lukman Otunuga menjelaskan, Dolar AS melemah terhadap sejumlah mata uang setelah pernyataan Gubernur Bank Sentral AS Janet Yellen yang bernada waspada memperkuat ekspektasi pasar tentang peningkatan suku bunga Fed.

Yellen memperingatkan bahwa kenaikan suku bunga yang terlalu drastis dapat mengganggu upaya Fed untuk mencapai target 2 persen dan menekankan kembali fakta bahwa alasan rendahnya inflasi AS tahun ini masih belum diketahui.

Ketua Dewan Gubernur Fed yang akan segera turun jabatan ini tidak yakin apakah inflasi AS yang terus menerus rendah hanya bersifat sementara atau berkelanjutan.

Investor perlu memikirkan bagaimana hal ini akan memengaruhi strategi kebijakan moneter Fed di tahun 2018.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.