Sukses

Trik Jitu Jawab Pertanyaan Kelemahan Diri Saat Wawancara Kerja

Berikut ini beberapa trik jitu untuk menjawab pertanyaan kelemahan diri saat interview atau wawancara kerja, apa saja yah?

Liputan6.com, Jakarta - Tahap interview atau wawancara kerja sering kali menjadi momen yang paling ditakuti oleh para pelamar. Terkadang, latihan yang telah diasah baik-baik sebelumnya menjadi lupa seketika, ditambah dengan lidah yang berubah menjadi kaku.

Beraneka ragam pertanyaan tentu akan diajukan oleh pewawancara, mulai dari yang kita anggap sulit hingga yang dianggap mudah. Salah satu pertanyaan yang sering disepelekan yaitu mengenai kelemahan diri kita sendiri.

Mungkin pertanyaan mengenai kelemahan diri, kita anggap enteng. Namun tahukah Anda pertanyaan enteng ini sering kali justru menjebak banyak orang.

Bagaimana bisa? Ini dikarenakan sifat murni manusia yang sangat berhati-hati menutupi kelemahannya. Padahal pada saat wawancara, sifat kejujuranlah yang sangat dibutuhkan.

Saat pertanyaan ini diajukan, ada baiknya Anda tidak perlu membual dan berbohong untuk menutupi segala bentuk kelemahan. Melalui trik yang tepat, Anda bisa tetap jujur menceritakan kelemahan tanpa perlu membuat pewawancara memandang rendah kualitas Anda.

Lalu, bagaimanakah caranya? Melansir laman swara.tunaiku.com, Rabu (29/11/2017), berikut trik jitu untuk menjawab pertanyaan kelemahan diri saat interview:

1. Jangan menceritakan kelemahan yang tidak bisa ditolerir profesi Anda

Tips pertama hadapi wawancara kerja adalah dengan tidak menceritakan kelemahan yang tidak bisa ditolerir oleh calon pekerjaan Anda. Misalnya, kalau Anda melamar sebagai akuntan, maka jangan mengatakan kalau Anda kurang teliti dalam mengantur keuangan.

Contoh lain, jangan bilang Anda tidak menyukai anak-anak saat melamar sebagai seorang guru. Jika Anda mengatakan demikian, bisa-bisa pewawancara akan menyatakan kelemahan Anda sebagai sebuah hambatan fatal bagi profesi yang akan Anda ambil. Dan tentu saja pekerjaan impian Anda akan musnah begitu saja.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Selanjutnya

2. Ceritakan  Anda adalah pribadi yang mau belajar

Salah satu hal yang sering terlupakan adalah menjelaskan, bentuk kelemahan diri tersebut sebenarnya dapat diasah dan dilatih seiring berjalannya waktu. Misalnya, Anda mengatakan belum terbiasa berbicara di depan umum. Setelah bicara hal tersebut, Anda bisa menambahkan keterangan kalau Anda masih terus belajar untuk memperbaiki kualitas public speaking.

 

3. Tetap tunjukkan rasa percaya diri dengan bahasa tubuh yang baik

Meskipun Anda terlihat ketakutan dan bingung ketika menghadapi pertanyaan seperti ini, tetaplah tenang dan tunjukkan rasa percaya diri Anda. Mungkin banyak orang ketika gugup atau takut melakukan tingkah seperti tidak menatap mata pewawancara, celingak-celinguk melihat tempat lain, atau malah tertawa meringis. Ketahuilah, ini bukan bahasa tubuh yang baik.

Pewawancara bahkan akan menganggap Anda tidak serius dalam menjawab pertanyaannya. Jangan juga menunjukkan muka tidak senang atau tidak berminat pada pertanyaan tersebut, karena tingkah tersebut kurang sopan untuk dilakukan. Jadi, kontrol terus ya rasa canggung Anda dan terus tingkatkan kepercayaan diri!

3 dari 3 halaman

Selanjutnya

4. Jangan pernah menghindari pertanyaan

Jika Anda menemukan topik yang kurang disuka di tengah pembicaraan, Anda mungkin dapat berkilah dan mengganti topik pembicaraan. Namun, hal itu tidak bisa diterapkan saat interview pekerjaan. Jangan sekali-kali Anda menghindari pertanyaan dengan menanyakan hal lain atau menjawab hal yang tidak ada hubungannya dengan pertanyaan pewawancara, ya!

 

5. Kalau pikiran buntu, jawablah seperti ini

Ada kalanya Anda tidak mampu berpikir dengan baik saat menjalani proses wawancara. Apalagi ketika ditanyakan mengenai kelemahan diri. Jika pikiran buntu atau kosong, Anda dapat menjawab bahwa Anda kurang begitu baik dalam hal mendelegasikan tugas.

Anda dapat menceritakan sering kurang percaya kepada rekan kerja, sehingga sering kali mengoreksi dan menanyakan mengenai pekerjaan tersebut berkali-kali. Padahal, kerja sama dalam tim adalah hal penting dalam pekerjaan.

Hal ini adalah salah satu contoh yang baik, karena saat Anda memasuki posisi pekerjaan baru, skill delegasi belum menjadi hal yang paling penting. Cara lain, Anda bisa menjawab kalau terkadang Anda terlalu jujur dalam memberikan penilaian atau kritik. Akibatnya, Anda jadi sering tidak enak hati pada rekan kerja.

Dengan menjawab seperti ini, pewawancara akan menilai Anda sebagai pribadi yang jujur dan punya rasa empati. Dengan kata lain, Anda tidak akan memperlakukan rekan kerja dengan buruk. Di sini kemungkinan besar Anda bisa mendapatkan nilai plus dari pewawancara!

 

Bagaimana? Yuk segera terapkan. Semoga dapat membantu dan semoga berhasil ya!

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.