Sukses

Pipa Keystone Kembali Beroperasi Dorong Harga Minyak Turun

OPEC dan sekutunya memotong produksi sebesar 1,8 juta bpd pada Januari dan telah sepakat untuk menahan produksi sampai Maret.

Liputan6.com, New York - Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) turun lebih dari 1 persen, dari level tertingginya dalam dua tahun.

Ini terpicu prediksi kenaikan pasokan seiring mulai beroperasinya kembali pipa Keystone dan ketidakpastian Rusia akan kembali bergabung dalam kesepakatan pemangkasan pasokan di OPEC.

Melansir laman Reuters, Selasa (28/11/2017), harga minyak berjangka Brent turun 2 sen menjadi US$ 63,84 per barel. Sementara harga minyak mentah AS turun 84 sen atau 1,4 persen lebih rendah menjadi US$ 58,11 per barel.

Pada hari Jumat pekan lalu, harga minyak mentah AS menyentuh posisi US$ 59,05 per barel. Ini angka terkuat sejak pertengahan 2015.

Harga minyak naik usai TransCanada Corp. (TRP.TO) mengatakan akan memulai kembali operasi jaringan pipa minyak mentah Keystone pada Rabu setelah mendapatkan persetujuan dari regulator.

TransCanada yang berbasis di Calgary menutup pipa berkapasitas 590 ribu barel per hari, salah satu jalur ekspor utama minyak mentah Kanada ke Amerika Serikat, pada 16 November lalu. Penutupan usai terjadinya kebocoran 5.000 barel minyak di South Dakota. 

 Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kesepakatan OPEC

Harga minyak melonjak dalam beberapa bulan terakhir, dipicu langkah penurunan produksi oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), Rusia dan produsen lainnya.

Namun, harga yang lebih tinggi telah merekomendasikan output yang lebih besar di antara produsen minyak AS.

OPEC dan sekutunya memotong produksi sebesar 1,8 juta bpd pada Januari dan telah sepakat untuk menahan produksi sampai Maret. Rencananya OPEC kembali bertemu pada hari Kamis untuk membahas kebijakan tersebut.

Namun sebagian besar analis memperkirakan kembali terjadinya kesepakatan untuk memperpanjang pemotongan tersebut.

Pada hari Jumat, Rusia juga mengatakan siap untuk mendukungnya. Namun, negara ini belum memberi batas waktu, dan pada hari Senin muncul tanda jika Rusia mungkin merasa sulit untuk mematuhi kembali kesepakatan tersebut.

"Ini adalah permainan ruang terbuka OPEC yang kita semua mainkan. Orang-orang Rusia yang diam tentang niat mereka tentang kesepakatan OPEC sedikit mengganggu," kata John Kilduff, Rekan di Again Capital LLC di New York.

 Harry Tchilinguirian, kepala strategi minyak di bank Prancis BNP Paribas, juga melihat "banyak ruang untuk kekecewaan."

"Pertemuan OPEC tidak sesuai ekspektasi, posisi spekulatif net-long besar pada minyak dapat terlepas, menurunkan harga dan volatilitas lebih tinggi," kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.