Sukses

Jurus Sri Mulyani Atur Anggaran Proyek Infrastruktur

Menkeu Sri Mulyani mengaku akan selektif dalam memberikan dukungan pembiayaan melalui berbagai skema untuk pembangunan infrastruktur.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengaku akan selektif dalam memberikan dukungan pembiayaan melalui berbagai skema untuk pembangunan infrastruktur. Hal itu dilakukan agar tidak berisiko pada keuangan negara.

"Kami memberi jaminan project by project. Kemudian dibutuhkannya apa? Apakah membutuhkan project development facility, apakah viability gap fund, ataukah jaminan atau kombinasi seluruh itu. Kami melakukan secara fleksibel," kata Sri Mulyani di Jakarta, Rabu (29/11/2017).

Namun, Sri Mulyani menjelaskan dalam pemberian dukungan tersebut harus memperhatikan kemampuan anggaran negara sehingga tidak menimbulkan risiko ke depannya.

"Untuk jaminan exposure maksimum 2,5 persen dari produk domestik bruto (PDB)," tegasnya.

Sementara untuk seluruh contingent liabilities, yaitu risiko yang berasal dari kemungkinan berbagai exposure terhadap swasta untuk pembangunan infrastruktur melalui kementerian maupun daerah, maksimum sampai 6 persen dari PDB.

"Jadi kalau utang terhadap PDB sekarang di 28 persen, maksimum dijaga 33-34 persen dari PDB," jelas dia.

Sri Mulyani bilang, pemerintah akan berupaya mengelola keuangan secara baik. Sejalan dengan itu, menurutnya, anggaran pemerintah juga diawasi berbagai pemangku kepentingan.

"APBN dinilai oleh berbagai stakeholder tidak hanya sisi akuntabilitas BPK, tapi dari sisi kualitas kami memiliki rating agency untuk melihat karena berpengaruh pada persepsi keuangan negara dikelola baik," papar Sri Mulyani.

Tonton Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sri Mulyani Akui Terpukau dengan Gelora Bung Karno

Semua progres venue di kawasan Gelora Bung Karno (GBK) Senayan menuju Asian Games 2018 membuat Menteri Keuangan Sri Mulyani merasa puas. Namun, wanita berusia 55 tahun itu paling terkesan dengan konsep pembangunan di Istora Senayan.

Seperti diketahui, Gelora Bung Karno yang akan menjadi venue basket dan bulu tangkis Asian Games 2018 termasuk salah satu cagar budaya. Karenanya, Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) pun mencoba untuk mempertahankan nilai sejarah yang ada di GBK tersebut.

Dalam tinjauan pada Kamis (23/11/2017), terlihat bangunan luar di Istora Senayan tetap dipertahankan. Namun, penambahan fasilitas yang akan menunjang kegiatan juga dipersiapkan. Di dalam, desain berbentuk huruf U sangat terlihat.

Terkait fasilitas terbaru adalah tribune penonton yang kini menjadi single seat, ruang ganti pemain, toilet penonton, rangka jendela, tirai elektronik, hingga daya lampu. Untuk venue ini, daya lampu akan dibuat 1.200 lux per lapangan. Total daya pencahayaan dengan teknologi baru menjadi 21.280 watt.

Adapun untuk nilai sejarah, terdapat sepuluh pasang bangku yang dibuat sejak 1962 untuk dipertahankan. Bangku tersebut itu sendiri terbuat dari kayu jati dengan kapasitas 50 penonton. Hal ini bisa menjadi ajang nostalgia bagi yang ingin mengenang suasana Istora Senayan yang lama.

"Ini termasuk gedung yang sangat klasik. Kalau untuk saya pribadi memiliki memori yang sangat banyak. Di Jakarta ini termasuk ikon. Dulu belum serindang ini, tapi sudah sangat baik," kata Sri Mulyani.

Renovasi Gelora Bung Karno sendiri tak hanya difokuskan untuk Asian Games 2018. Nantinya juga bisa digunakan sebagai kegiatan masyarakat meliputi pertunjukan musik, bidaya, dan berbagai aktivitas publik.

"IAI mencoba untuk mempresentasikan nilai-nilai sejarahnya. Namun, pada saat yang sama juga mengadaptasikan kondisi kids zaman now di mana semua ingin mendapatkan ruang publik. Ini juga merupakan aset negara yang sangat sangat berharga di tengah kota," tutur Sri Mulyani.

Sebelum meninjau Gelora Bung Karno, Sri Mulyani bersama Menteri PUPR Basuki Hadimuljono juga melihat perkembangan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) dan venue akuatik. Menurut dia, semua venue memiliki daya tarik sendiri.

"Kalau GBK yang besar itu kita bayangkan dari mulai sepak bola, upacara pembukaan dan penutupan seperti apa. Rumputnya juga luar biasa. Kalau akuatik, itu kombinasi dari pembangunan peninggalan sejarah dan menggambarkan suasana yang berbeda," tegas Sri Mulyani.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.