Sukses

Bandara Bali Tutup 3 Hari, Lion Air Hilang Pendapatan Rp 30 M

Manajemen grup Lion Air menyatakan ada potensi kehilangan pendapatan dengan ditutupnya Bandara I Gusti Ngurah Rai.

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan maskapai grup Lion Air mengaku prihatin dengan kejadian erupsi Gunung Agung yang berlokasi di Bali. Padahal, Bali adalah tujuan wisata andalan bagi Indonesia.

Selain merugikan bagi negara, grup Lion Air mengaku juga telah kehilangan potensi pendapatan dari bencana alam tersebut. Meski saat ini Bandara I Gusti Ngurah Rai telah dibuka, namun sebelumnya telah ditutup selama tiga hari.

Presiden Direktur grup Lion Air Edward Sirait sedikit buka-bukaan mengenai potensi pendapatan yang seharusnya ia peroleh jika tidak terjadi bencana tersebut.

Saat ini, grup Lion Air memiliki 65 penerbangan dari dan ke Bali. Jika bandara I Gusti Ngurah Rai ditutup selama tiga hari, ada 195 penerbangan yang batal.

"Kalau kerugian, anggaplah 195 flight, itu kehilangan revenue kita, sementara pesawat tidak bisa diapa-apain. Kalau 195 flight kali 155 penumpang, kalau rata rata Rp 1 juta per orangnya, hitung saja sudah berapa itu yang harusnya menjadi sales kita," ujar Edward di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Jumat (1/12/2017).

Dari pernyataan Edward tersebut, jika dikalkulasikan maka potensi penjualan yang tidak bisa didapatkan grup Lion Air mencapai Rp 30,2 miliar.

Namun begitu, grup Lion Air saat ini lebih mementingkan pelayanan para calon penumpangnya supaya tetap bisa terbang meski harus dari bandara lainnya.

Dia mencontohkan, selama bandara ditutup, dia menawarkan kepada para penumpang, terutama penumpang internasional untuk bsia terbang dari Bandara Juanda di Sidoarjo, Surabaya.

"Seperti penumpang China kita alihkan ke Surabaya. Lalu kita terbangkan dari Surabaya supaya tidak terlaku stak di Bali. Kita koordinasi dengan tour operatornya. Via darat dulu kesl Surabaya, lalu ke China," ceritanya.

Sampai saat ini setidaknya puluhan penerbangan sudah diterbangkan ke China via Juanda. Pada hari ini saja, setidaknya ada enam penerbangan terbang ke China. (Yas)

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bandara Ngurah Rai Kembali Dibuka

Sebelumnya usai ditutup seiring meletusnya Gunung Agung, Bandara I Gusti Ngurah Rai di Bali kembali beroperasi normal mulai Rabu, 29 November 2017 Pukul 14.28 Wita.

Hal ini berdasarkan Notice to Airmen (NOTAM) nomor A4298/17 yang diterbitkan Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan (Perum LPPNPI) atau dikenal dengan AirNav Indonesia.

Keputusan ini diambil setelah digelar rapat di kantor EOC Bali pukul 13.00-14.00 Wita, yang dipimpin Kepala Otoritas Bandara Wilayah IV sebagai regulator dengan seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) terkait.

Dalam rapat tersebut dipaparkan data-data dari BMKG, Sigmet, MWO UPG, paper test di kantor Otban, kantor AP1, kantor BMKG, serta record data Airnav.

"Secara keseluruhan maka diputuskan Notam Closed Bandara I Gusti Ngurah Rai akan dicabut pada pukul 14.28 Wita (Airport Open). Dengan demikian, penerbangan dari dan ke Bandara I Gusti Ngurah Rai kembali beroperasi normal,” ujar Direktur Operasi AirNav Indonesia, Wisnu Darjono, Rabu 29 November 2017.

Dengan kembali dibukanya Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, maka penerbangan dari dan ke Denpasar Bali sudah dapat dilayani. Meski demikian, pihaknya tetap memonitor dengan ketat seluruh perkembangan yang terjadi terkait aktivitas Gunung Agung.

Dia menyampaikan, AirNav terus melakukan koordinasi intensif dengan BMKG dan PVMBG serta pengamatan Darwin Volcanic Ash Advisory Center (DVAAC). Selain itu, juga dilakukan paper test untuk memantau kondisi di lapangan.

“Adalah tugas kami AirNav Indonesia untuk mengawal keselamatan penerbangan di ruang udara Indonesia, untuk itu kami mengupayakan pelayanan maksimal melalui kesiapan fasilitas dan SDM terkait pembukaan kembali Bandara I Gusti Ngurah Rai hari ini," jelas dia.

Selain itu, perusahaan juga membuka crisis center di Jakarta dan di Denpasar untuk terus memonitor seluruh perkembangan 24 jam bersama regulator dan seluruh stakeholder terkait.

"Kami mengimbau masyarakat untuk terus memantau perkembangan informasi karena kami akan menyampaikan seluruh perkembangan yang terjadi kepada publik,” ujar Wisnu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.