Sukses

Cerita Risma Genjot Kesejahteraan Warga Surabaya

Walikota Surabaya Tri Rismaharini menuturkan, Pemerintah Kota Surabaya memberikan insentif ke warganya.

Liputan6.com, Jakarta - Wali Kota Surabaya Tri ‎Rismaharini bercerita mengenai upayanya untuk meningkatkan kesejahteraan warga dengan memberikan insentif hingga mendorong produktifitas ekonomi.

Risma mengatakan, Pemerintah Kota Surabaya memberikan insentif ke warganya, berupa fasilitas pendidikan dan kesehatan gratis. Selain itu dia juga memutuskan tidak menaikan harga air bersih yang dioperatori oleh Perusahaan Derah Air Minum (PDAM). Upaya Risma tersebut membuat biaya hidup di Kota Surabaya menurun.

"Biaya hidup di Surabaya lebih rendah dari Gresik, tukang becak, supir angkot, PNS semua kita fasilitasi BPJS," kata Risma, dalam sebuah diskusi di kawasan bisnis Sudirman, Jakarta, Senin (4/12/2017).

Selain memberikan fasilitas Risma pun meningkatkan produktifitas warganya, dengan melakukan pembinaan untuk menciptakan lapangan kerja‎ melalui Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Awalnya hanya ada enam kelompok kerja, saat ini Surabaya memiliki 6 ribu kelompok kerja ‎yang sebagian produknya sudah diekspor.

Kelompok kerja tersebut di antaranya terdapat di Doli. Warga kawasan bekas lokalisasi ini menjadi perajin sandal hotel. Tri Rismaharini menuturkan, sandal hotel yang diproduksi mencapai 1.000 pasang per hari.

‎"Termasuk Doli sekarang produknya luar biasa, sekarang di Doli bisa mengeluarkan sandal hotel 1.000 pasang dari Doli selain batik," tutur dia.

Selain produk keterampilan, Surabaya juga menghasilkan produk pertanian, berupa sayuran organik, cabe dan beras organik. Produk sayuran organik tersebut sebagian dijual ke hotel bintang 5. Hal ini meningkatkan penghasilan para petani.

"Hotel bintang 5 beli dari petani saya, warga mengeluarkan produk marketingnya pemerintah. Makanya senang, karena sehat produk kita jadi warga surbaya mengeluarkan beras Rp 13 ribu karena organik sehingga harganya tinggi petani saya kaya waktu harag cabai naik petani tiap minggu ada yang beli mobil," tutur Risma.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kabar Gembira dari UNICEF untuk Wali Kota Risma

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini menerima penghargaan Global Green City di New York, Amerika Serikat pada 31 Oktober lalu. Dia membawa oleh-oleh berupa kabar gembira mengenai keinginan UNICEF (United Nations Children’s Fund) untuk menjadikan Kota Surabaya sebagai tuan rumah pertemuan internasional kota layak anak.

Menurutnya, nama Kota Surabaya ternyata sudah menjadi pembicaraan di PBB terkait kota layak anak. "Ternyata itu Surabaya layak anak telah menjadi pembicaraan di PBB sana. Surabaya terkenal sebagai kota layak anak," tuturnya, Sabtu 4 November 2017.

Dia menjelaskan, UNICEF yang merupakan salah satu organisasi di bawah naungan PBB yang fokus pada hak-hak anak, menanggulangi kemiskinan, kekerasan, wabah penyakit, dan diskriminasi, menyatakan bahwa kelayakan Surabaya sebagai kota layak anak tersebut karena sudah memenuhi sekian banyak kategori yang disyaratkan.

"Ini karena Surabaya selama ini memang concern dalam memenuhi kebutuhan anak. Di antaranya dengan membangun Rumah Matematika, Rumah Bahasa, Broadband Learning Center, hingga membangun sirkuit di kawasan Gelora Bung Tomo di Surabaya Barat," katanya.

Dia mengatakan, atas dasar itu, UNICEF meminta Surabaya untuk menjadi tuan rumah seminar internasional kota layak anak yang akan digelar pada 2018 mendatang.

"Mei tahun depan, UNICEF minta diadakan pertemuan internasional terkait kota layak anak di Surabaya. Saya juga diminta jadi pembicara untuk menjelaskan tentang ini," ucapnya.

Selain menyampaikan perihal permintaan dari UNICEF tersebut, wali kota juga menyampaikan tentang beberapa indikator yang membuat Surabaya meraih penghargaan global green city dari PBB.

Di antaranya karena kualitas udara yang lebih bagus dari tahun ke tahun imbas optimalisasi fungsi Ruang Terbuka Hijau, luasan genangan air yang semakin berkurang, juga air bersih yang kini hampir merata di seluruh Surabaya.

Hal itu mendapatkan nilai bagus karena Surabaya melakukan itu semua di saat kota lainnya berlomba memanfaatkan lahan untuk bangunan.

"Yang jelas, tujuannya bukan untuk penghargaan. Dan, kita harus terus bekerja keras karena green city ini tengah menjadi isu penting di dunia internasional," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.