Sukses

Data Tenaga Kerja AS Positif, Harga Emas Tertekan

Dolar Amerika Serikat dan wall street yang menguat menekan permintaan logam mulia termasuk emas sehingga harga emas merosot.

Liputan6.com, Chicago - Harga emas melemah ke level terendah dalam lima bulan seiring dolar Amerika Serikat (AS) dan saham yang menguat. Hal itu dipicu penguatan rilis data tenaga kerja AS lebih kuat dari perkiraan.

Keuntungan pada dolar AS, saham dan gelembung nilai bitcoin mendorong permintaan terhadap investasi safe haven menjadi berkurang. Selain itu, rencana kenaikan suku bunga Amerika Serikat juga bayangi harga logam mulia.

Harga emas untuk pengiriman Februari turun US$ 4,7 atau 0,4 persen menjadi US$ 1.248,40 per ounce. Harga emas itu terendah sejak 20 Juli. Selama sepekan, harga emas tergelincir 2,6 persen.

Rilis data pekerjaan AS membayangi harga emas. Departemen Tenaga Kerja AS meyebutkan ada penambahan 228 ribu pekerjaan pada November 2017. Ini menekankan ada pertumbuhan ekonomi.

Data tersebut dinilai tidak akan pengaruhi harapan the Federal Reserve menaikkan suku bunga dalam pertemuan pekan depan yang sudah diantisipasi pelaku pasar. Investor ingin tahu mengenai kemungkinan kenaikan suku bunga pada 2018.

"Laporan data pekerjaan yang solid menyiratkan the Federal Reserve tetap berada pada jalur untuk menaikkan suku bunga lebih tinggi hingga 2018," ujar Rob Haworth, Senior Invesment Strategist US Bank Wealth Management, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Sabtu (9/12/2017).

Ia menambahkan, tingkat suku bunga lebih tinggi terutama ketika tingkat upah tampak stabil akan menekan harga emas.

Namun, Analis City Index Fiona Cincotta menuturkan, data upah per jam yang di bawah perkiraan tidak membantu atasi inflasi yang ditargetkan the Federal Reserve. Ditambah kurangnya hubungan antara jumlah pekerjaan yang diciptakan dan upah per jam.

"Investor semakin khawatir kalau the Federal Reserve dapat kurangi laju kenaikan suku bunga pada 2018. Hingga upah per jam dan inflasi mulai bergerak lebih tinggi," kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Analis Prediksi Harga Emas Masih Positif pada 2018

Sementara itu, indeks dolar AS naik 0,1 persen menjadi 93,92. Selama sepekan, indeks dolar AS bertambah 1,1 persen. Bursa saham AS juga menguat usai data pekerjaan AS sehingga membuat investor menjauh dari emas.

Meski demikian, analis Commerzbank menuturkan, harga emas tetap menguat pada 2018.Commerzbank mematok emas akan berada di kisaran US$ 1.350 per ounce pada akhir 2018.

"Suku bunga riil tetap rendah bahkan ada yang negatif. Permintaan investasi lebih kuat di Barat mengingat suku bunga tetap dekati nol dan negatif. Ditambah banyak ketidakpastian politik di Eropa dan Amerika Serikat serta sejumlah potensial krisis geopolitik yang kemungkinan meningkatkan permintaan emas," seperti dikutip dari laporan Commerzbank.

Adapun perdagangan logam lainnya, harga perak naik 0,1 persen menjadi US$ 15.823 per ounce. Analis Commerzbank memperkirakan katalis permintaan industri perak lebih dinamis pada 2018. Diperkirakan harga perak berada di kisaran US$ 18.000 pada 2018.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.