Sukses

Jelang Natal, Harga Telur dan Daging Ayam di NTT Merangkak Naik

Dari pemantauan yang dilakukan, terjadi sedikit kenaikan pada harga telur ayam, yaitu dari Rp 48 ribu menjadi Rp 51 ribu.

Liputan6.com, Jakarta Jelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) yaitu Natal serta Tahun Baru, Kementerian Perdagangan (Kemendag) intensif melakukan‎ pemantauan harga dan barang kebutuhan pokok  di pasar-pasar tradisional. Salah satunya yaitu di Pasar Naikoten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Staf Ahli Menteri Perdagangan Bidang Iklim Usaha dan Hubungan Antar Lembaga Kemendag, Suhanto mengatakan, dari pemantauan yang dilakukan, terjadi sedikit kenaikan pada harga telur ayam, yaitu dari Rp 48 ribu menjadi Rp 51 ribu per kg dan daging ayam dari Rp 30 ribu menjadi Rp 35 ribu per ekor.

"Saat ini Tim Satgas Pangan sedang melakukan penelitian terhadap kenaikannya, apakah dari DOC, pakan, atau vaksinnya," ujar dia di Jakarta, Selasa (12/12/2017).‎

Namun secara keseluruhan, lanjut dia, rata-rata harga bahan pangan  di Pasar Naikoten relatif stabil. Harga-harga yang terpantau stabil antara lain, beras premium Rp 10 ribu-12 ribu per kg, gula pasir Rp 12.500 per kg, cabai merah keriting Rp 20 ribu per kg, bawang merah Rp 20 ribu-25 ribu per kg, dan bawang putih Rp 25 ribu-30 ribu per kg.

“Bahkan daging sapi segar dengan kualitas bagus dijual dengan harga Rp 90 ribu kg, paling murah dibanding kota-kota lain di Indonesia,” kata dia.‎

Tidak hanya ke pasar rakyat, Suhanto bersama Kepala Pusat Penganekaragaman dan Konsumsi Pangan Kementerian Pertanian Tri Agustin Satriani; Kepala Bulog Divre NTT, Efdal Marilius Sulaiman; dan Kepala Bank Indonesia NTT Naek Tigor Sinaga juga melakukan peninjauan ke Gudang Bulog Divre NTT.

“Di sini, tersedia stok beras, gula pasir, minyak goreng, dan bawang putih, cukup untuk 4 bulan ke depan sehingga masyarakat tidak perlu khawatir,” jelas Suhanto.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Gelar Rakor

Sebelumnya, Suhanto bersama Gubernur NTT Frans Lebu Raya menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Kesiapan Bapok Menghadapi Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 di Kantor Gubernur NTT.

Rakor ini turut dihadiri oleh perwakilan dari Pemerintah Daerah di Provinsi NTT, Tim Satgas Pangan, Tim Pengendalian Inflasi Daerah NTT, serta para pelaku usaha dan distributor.

Pada rakor tersebut, Suhanto menegaskan keseriusan pemerintah dalam mengawal pasokan, distribusi, dan stabilitas harga bapok. “Kita harus terus berkoordinasi dengan daerah agar tidak terjadi kelangkaan pasokan barang kebutuhan pokok,” ungkap dia.‎

Dia mengimbau kepada para pelaku usaha untuk tidak menaikkan harga secara tidak wajar dan tidak menimbun barang dalam rangka spekulasi. “Pemerintah akan bersikap tegas terhadap semua pelanggaran,” lanjut dia.‎

Suhanto juga mengingatkan kepada para distributor bahan pokok untuk wajib melakukan pendaftaran secara online dan melaporkan stok yang dimiliki secara berkala kepada Kementerian Perdagangan melalui Dinas Perdagangan setempat. Hal ini agar pemerintah dapat memantau kebutuhan bapok bagi masyarakat.

"Bagi para pelaku usaha yang tidak melakukan pelaporan, maka akan dikenakan sanksi yaitu tidak dapat memperpanjang SIUP. Hal ini dilakukan dalam rangka menjaga stabilitas barang kebutuhan pokok," tutur dia.‎

Selain itu, menyambut Natal 2017, Kemendag melalui Dinas Perdagangan dan Kementerian Pertanian melalui Dinas Ketahanan Pangan juga menggelar Pasar Murah secara serentak di daerah-daerah yang mayoritas masyarakatnya merayakan Natal. Pasar Murah ini akan diselenggarakan hingga 16 Desember 2017.

“Pasar Murah sengaja dilakukan sampai pelosok-pelosok bahkan kelurahan-kelurahan dengan harapan masyarakat yang berpenghasilan rendah dapat terbantu, sehingga masyarakat dapat merayakan Natal dengan damai dan sukacita,” tandas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.