Sukses

Jelang Natal, Harga Bawang Merah Merosot di Probolinggo

Tim satgas pangan melakukan sidang di sentra pasar bawang merah di Probolinggo untuk jamin ketersediaan stok dan harga stabil.

Liputan6.com, Probolinggo - Satgas pangan yang dipimpin Kapolres Probolinggo Jawa Timur, melakukan sidak harga bawang merah ke sentra pasar bawang Dringu Kabupaten Probolinggo, Jumat (15/12/2017). Pantauan harga jelang akhir tahun ini menunjukkan, harga bawang merah justru anjlok, padahal stok berkurang di musim hujan.

Sidak tersebut, dilakukan untuk memastikan tidak ada permainan harga yang dilakukan pedagang, yang dapat merugikan petani dan pembeli. Selain itu, ketersediaan stok selama akhir tahun, juga menjadi fokus sidak tim satgas pangan.

Hasil pantauan sementara satgas pangan, menunjukkan turunnya harga bawang merah hingga lebih dari 100 persen. Sebelumnya harga bawang merah sempat tembus Rp 20 ribu per kilogram (kg), namun saat ini hanya berkisar antara Rp 8.000-Rp 10.000 per kilogram (kg).

AKBP Fadli Samad, Kapolres Probolinggo menegaskan, antisipasi menjelang Natal dan Tahun Baru, Tim Satgas Pangan melakukan sidak di sentra pasar bawang merah, dengan tujuan menjamin ketersediaan stok dan harga bawang merah tetap stabil hingga setelah Natal dan Tahun Baru mendatang.

"Kami akan mengontrol di pasar-pasar, supaya tetap terjaga dan stabil harga bawang merah ini, petani untung, pedagang untung, konsumen juga tidak di rugikan," tutur dia.

Siroji, salah satu pedagang bawang merah menuturkan, untuk harga bawang merah saat ini turun drastis hingga 50 persen, karena keadaan cuaca yang tidak menentu membuat keadaan bawang kurang bagus.

"Sekarang harga bawang sangat murah, sebelumnya harga bawang berkisar 20 ribu rupiah, sekarang turun menjadi 7ribu hingga 10 ribu rupiah. Kami berharap harga bawang kembali normal seperti biasanya," ujar Siroji.

Para pedagang di sentra pasar bawang Dringu Probolinggo, mengeluhkan anjloknya harga bawang merah saat ini, padahal ketersediaan stok di Kabupaten juga terbatas, akibat terdampak musim hujan.

Umumnya, jika musim penghujan dimana banyak tanaman bawang merah yang rusak, dapat meninggikan harga jual karena minimnya pasokan dari petani, namun tahun ini tidak berlaku karena harga bawang merah terus anjlok.

Selain fluktuasi harga jual, plasi atau potongan harga jual untuk kotoran bawang merah hasil panen, juga diresahkan kalangan petani, sebab, biaya tanam tetap tinggi dan tak sebanding dengan harga jual saat panen.

Kondisi tersebut menjadi perhatian Satgas Pangan, yang terus melakukan sidak agar tak terjadi permainan harga oleh tengkulak, termasuk memantau ada tidaknya penimbunan bawang.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Curah Hujan Tinggi, Harga Cabai dan Telur Naik

Sebelumnya, curah hujan meningkat menjelang akhir pekan ini mendorong sejumlah harga kebutuhan pokok meningkat terutama harga cabai. Ini lantaran pasokan yang tersendat.

Salah seorang pedagang sayur (56) mengatakan, harga cabai merah keriting dan cabai rawit merah naik. Cabai merah keriting naik Rp 5.000 dari Rp 30 ribu menjadi Rp 35 ribu per kg, sedangkan cabai rawit merah dari Rp 25 ribu menjadi Rp 30 ribu per kg.

"Masalahnya ya pasokan dari pasar induk (Kramat Jati). Cabai-cabai lagi pada tidak panen, gara-gara hujan, jadi kebanjiran," ujar dia kepada Liputan6.com, Jumat 15 Desember 2017.

Dia mengatakan, kenaikan harga cabai tersebut bukan karena faktor jelang Natal dan tahun baru. "Kecuali Lebaran, enggak akan naik sih," ujar pedagang yang berjualan di Pasar Kebayoran Lama.

Harga bawang merah dan bawang putih juga sedikit merangkak naik. Sebelumnya, kedua komoditas itu dijual sama pada kisaran Rp 25 ribu, kini meningkat menjadi Rp 28 ribu per kg. Jadi, ada kenaikan Rp 3.000 per kg.

Kebutuhan pokok yang tidak naik harga adalah tomat. Harganya stabil di kisaran Rp 14 ribu per gram.

Harga Telur Ayam, Daging Ayam dan Daging Sapi

Berbeda dengan cabai dan bawang, tahun baru turut memengaruhi kenaikan harga telur ayam. Hal itu diutarakan Puji (22), pedagang telur ayam di Pasar Kebayoran Lama.

"Harga telur naik bukan karena hujan sih. Cuman nanti tahun baru, bakal naik," kata dia.

Namun begitu, sang pedagang mengeluhkan kenaikan harga telur ayam yang terjadi sejak tiga hari lalu. Satu kg telur awalnya dijual Rp 20 ribu, dan naik menjadi Rp 26 ribu per kg.

Sementara itu, harga ayam potong juga naik menjelang akhir pekan dari Rp 48 ribu menjadi Rp 50 ribu per kg. Faktor hujan lagi-lagi turut memengaruhi meningginya harga, yang menyebabkan tersendatnya pasokan.

Harga produk daging lainnya seperti daging sapi terpantau masih stabil. Penjual memasarkan bagian paha belakang (daging super) seharga Rp 120 ribu per kg, dan Rp 110 ribu per kg untuk daging sapi murni.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.