Sukses

Dari Jaga Warnet, William Tanuwijaya Sukses Bangun Tokopedia

Dengan menjadi penjaga warnet, William lalu belajar bahwa internet adalah sebuah kekuatan besar yang tidak memiliki batas.

Liputan6.com, Jakarta - Kemajuan teknologi yang begitu pesat terus dimanfaatkan oleh berbagai pihak, termasuk para pelaku bisnis. Tidak terkecuali William Tanuwijaya, yang membangun usaha bisnis jual beli barang di internet dengan merek Tokopedia. Menariknya, pekerjaan awal William adalah operator warnet.

Chief Executive Officer (CEO) Tokopedia ini mengatakan, seseorang harus membangun usaha dengan kegigihan dan keberanian meskipun sudah dipermudah dengan berbagai teknologi saat ini.

"Ya, bagi yang ingin memulai bisnis digital mulai dari nol, kunci utama yang harus dipegang adalah membangun usaha dengan gigih dan berani," ujar William pada Entrepreneur Wanted di Gedung Sabuga Institut Teknologi Bandung, Senin (18/12/2017).

William menceritakan kisahnya dalam membangun usaha Tokopedia sedari awal. Marketplace bentukannya itu dirintis sejak 10 tahun lalu tersebut dimulai dari sebuah 'kecelakaan'.

Pemuda kelahiran Pematangsiantar, Sumatera Utara itu sempat menjadi operator warnet ketika masih kuliah. Hal itu dilakukannya karena desakan ekonomi, yang mana memaksanya untuk membiayai hidup sendiri ketika merantau sebagai mahasiswa di Jakarta.

Dengan menjadi penjaga warnet, William lalu belajar bahwa internet adalah sebuah kekuatan besar yang tidak memiliki batas.

Namun begitu, kondisi keuangan negara pada 10 tahun lalu masih dapat dikatakan 'berantakan'. Transaksi bisnis digital yang pada saat itu baru dirintis masih banyak berkedok penipuan. Dari situlah, William belajar untuk dapat menciptakan marketplace-nya sendiri.

Belum saja memulai langkahnya, nada-nada minor mulai berdatangan. Berbagai pertanyaan muncul, seperti: "Apa rekam jejak Anda di dunia tersebut? Apakah yakin dapat bersaing dengan raksasa-raksasa marketplace dunia untuk menggapai keberhasilan?"

William tidak menyurutkan langkahnya. Dia menganggap, potensi marketplace di Indonesia masih dapat jauh dikembangkan, dan dia hendak berpartisipasi dengan usaha digitalnya bernama Tokopedia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bisa Lampauai China

Sebelumnya, William menyatakan bahwa Tokopedia menyambut positif langkah pemerintah yang baru saja meresmikan roadmap e-commerce dalam bentuk Paket Kebijakan Ekonomi XIV.

"Tanpa adanya kerja sama dan dukungan dari pemerintah, pasti (e-commerce lokal) enggak akan bisa jalan. Dengan adanya keaktifan dari pemerintah untuk mengawal pergerakan e-commerce indonesia, saya yakin kita bisa leap frog (melompat lebih tinggi)," ujar William kepada Tekno Liputan6.com di acara HUT ke-8 Tokopedia, Kamis malam (18/8/2017).

Dengan diberlakukannya roadmap e-commerce, William berharap industri e-commerce Indonesia bisa selangkah lebih maju seperti Tiongkok.

Ia mengambil contoh, Tiongkok saja transaksi online-nya bisa menyentuh 14 persen pada 2017, 1 dari 7 transaksi bisa dilakukan secara online. Sementara, Indonesia sendiri 1 dari 100 transaksi baru bisa dilakukan online.

"Tiongkok itu bisa begitu cepat perkembangannya karena infrastruktur offline tidak terlalu bagus, jadi orang-orang lari ke online untuk percepatan kemudahan hidup," tandas William.

"Nah, bayangkan Tokopedia bisa kerja sama dengan pemerintah pusat dan kota-kota setempat, memberdayakan semua UKM dari seluruh Indonesia, dan mengakselerasi pertumbuhan itu enggak hanya melayani ke Indonesia tapi ke seluruh dunia. Saya yakin (industri e-commerce) Indonesia bisa naik kelas," ia menambahkan.

Lantas, meski roadmap e-commerce sudah berjalan, apakah Tokopedia merasa keberatan dengan poin yang sudah ditetapkan?

William mengaku, Tokopedia tidak sama sekali keberatan dengan semua poin yang tertera di roadmap. Justru, pihaknya benar-benar mengapresiasi dengan roadmap tersebut.

"Saya pikir ini bisa jadi walk-in progress roadmap-nya, Tokopedia juga terlibat aktif karena kami diajak menjadi pihak yang memberikan masukan," pungkas William.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.