Sukses

Dapat Tenda, Bagaimana Omzet PKL Tanah Abang?

Kebijakan penataan PKL di Tanah Abang yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta kini pedagang bisa berjualan dengan menggunakan tenda.

Liputan6.com, Jakarta - Kebijakan penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) di Tanah Abang yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta kini memungkinkan pedagang untuk bisa berjualan dengan menggunakan tenda. Hal ini pun memberi angin segar pada pendapatan PKL Tanah Abang.

Salah seorang pedagang, Awih (24) mengaku, omzetnya meningkat dua kali lipat setelah berjualan dengan menggunakan tenda di Tanah Abang. Hal ini jauh berbeda dibanding saat ia berjualan di dalam.

"Biasanya di dalam Rp 1,2 juta sehari. Di sini kemarin dapet sih laris manis 2,5 juta," tutur dia saat ditemui Liputan6.com, Sabtu (23/12/2017).

Hal yang sama juga dirasakan oleh Dewi (46). Meski belum tahu berapa kenaikan omzet yang didapatnya, wanita yang berjualan hijab ini mengaku pengunjung yang mendatangi lapaknya meningkat.

"Ya lumayan bu, rame, meningkat, tapi belum tahu berapa," kata dia.

Meski demikian, ada juga pedagang yang tidak merasakan kenaikan omzet. Dedi (33) salah satunya. Ia bercerita omzet yang didapatnya tetap sama seperti sebelum penertiban.

"Tidak meningkat, tetap sama. Ya mungkin karena masih baru ya," pungkas Dedi.

Seperti diketahui, Pemprov DKI Jakarta menutup Jalan Jati Baru, Tanah Abang, Jakarta Pusat, untuk PKL Tanah Abang berjualan. Jalan ditutup pukul 08.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB.

Kebijakan ini diambil Gubernur Anies Baswedan sebagai penataan kawasan Pasar Tanah Abang. Mantan Mendikbud itu mengatakan dengan penataan seperti ini memberikan ruang kepada PKL untuk berjualan dengan tenang dan tidak perlu takut-takut atau kucing-kucingan dengan petugas untuk ditertibkan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tanggapan Pengusaha soal Penataan Tanah Abang

Sebelumnya, pengusaha berharap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus melakukan penataan kawasan Tanah Abang Jakarta. Ini demi memberikan kenyamanan pengunjung ke Tanah Abang.

Wakil Ketua Umum Kadin DKI Jakarta Sarman Simanjorang menerangkan, Tanah Abang merupakan salah satu ikon DKI Jakarta. Namanya pun sudah dikenal oleh negara-negara lain.

"Namanya sangat dikenal di beberapa Negara Asean seperti Malaysia, Brunai, Singapura bahkan Afrika. Dengan omzet rata-rata Rp 100 miliar setiap hari, maka posisi Pasar Tanah Abang sudah sangat strategis sebagai salah satu penggerak ekonomi di DKI Jakarta," jelas dia kepada Liputan6.com di Jakarta, Jumat 22 Desember 2017.

Dia bilang, penataan Tanah Abang terutama dilakukan pada sisi jalur transportasi, penetapan lokasi pedagang kaki lima, dan lain-lain.

"Kita dari Kadin DKI sangat mendukung penataan Tanah Abang dari sisi jalur transportasinya, penetapan lokasi pedagang kaki limanya sehingga rasa nyaman bagi pengunjung bisa dirasakan," papar Sarman.

Lebih lanjut, Sarman mengatakan, terkait penataan tersebut sosialisasi mesti dilakukan secara tuntas. Sehingga, penataan ini bisa bersifat permanen bukan sementara. Dia juga meminta supaya tidak ada praktik pungutan liar di Tanah Abang.

"Dipastikan juga bahwa aparat jangan ada yang melakukan pungli, termasuk konsistensi dalam melaksanakan aturan penataan yang ada. Dengan penataan yang dilakukan Pasar Tanah Abang akan tetap menjadi pusat perdagangan yang awet sepanjang masa, di tengah gempuran e-commerce yang menjadi tren masyarakat," ungkap dia.

Ditanya soal kebijakan yang baru saja ditempuh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, pihaknya mengatakan bahwa langkah yang telah ditempuh sudah benar.

"Penataan yang dilakukan Pemprov sudah benar, karena Tanah Abang butuh terobosan yang baru. Sehingga masalah kondisi Tanah Abang tidak lagi menjadi bahan pembicaraan publik," ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.