Sukses

China dan AS Jadi Penyumbang Terbesar Pertumbuhan Ekonomi Global

Kontribusi dua negara ini bakal mengendalikan lebih dari setengah pertumbuhan ekonomi global.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Dunia atau World Bank memprediksi pertumbuhan ekonomi global akan berada di kisaran 2,8 persen pada 2017 - 2019. Sebagian besar pertumbuhan ini masih akan disumbang oleh dua negara besar, China dan Amerika Serikat.

Dilansir dari visualcapitalist.com, Sabtu (6/1/2018), kontribusi dua negara ini bakal mengendalikan lebih dari setengah pertumbuhan ekonomi global. China jadi negara dengan pengaruh paling besar dimana 35,2 persen pertumbuhan global akan datang dari negara ini. Sementara Amerika Serikat berada di peringkat kedua dengan presentase 17,9 persen.

Meski pertumbuhan ekonomi China sudah melambat, Bank Dunia masih memprediksi negeri Tirai Bambu ini mampu tumbuh 6,5 persen pada 2017. Sementara pada 2018 dan 2019 pertumbuhan ekonomi China ditaksir berada di kisaran 6,3 persen.

Hal yang berbeda dialami oleh negeri Paman Sam. Pemerintahan Donald Trump yang mengeluarkan berbagai kebijakan ditakutkan bisa berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi negaranya dan secara tidak langsung berefek pada perekonomian global.

Walau begitu, negara adidaya ini akan tetap jadi salah satu penyumbang pertumbuhan global yang cukup signifikan.

Selain China dan Amerika Serikat, negara penyumbang pertumbuhan ekonomi global lainnya adalah India. Sebanyak 8,6 persen pertumbuhan akan datang dari negara ini.

Negara-negara Eropa berada di posisi keempat dengan kontribusi sebesar 7,9 persen. Yang menarik, Indonesia juga mampu jadi salah satu negara dengan yang berpengaruh pada perekonomian global dengan presentase 2,5 persen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pertumbuhan Ekonomi Global Membaik

Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan membaik pada 2018. Hal itu didukung dengan membaiknya perdagangan global dan kebijakan fiskal Amerika Serikat (AS).

Mengutip data Schroders, pertumbuhan global direvisi naik menjadi 3,3 persen pada 2018. Kemudian melemah ke 3 persen pada 2019. Sebelumnya, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan 3 persen pada 2017 dan 2018.

Schroders menyatakan, pertumbuhan ekonomi global itu tertinggi sejak 2011. Hal tersebut didukung dari membaiknya perdagangan global, kebijakan fiskal Amerika Serikat (AS) yang melonggar dan meningkatnya investasi dunia usaha.

Pertumbuhan global tersebut akan disumbangkan dari pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang akan meningkat pada 2018. Produk Domestik Bruto (PDB) diproyeksikan meningkat menjadi 2,5 persen pada 2018 dari sebelumnya 2 persen. Ini didorong stimulus fikal yang lebih tinggi.

Negara berkembang diperkirakan pertumbuhan ekonomi menjadi 4,9 persen pada 2018. Hal itu ditunjang dari inflasi yang lebih rendah dan penurunan suku bunga. Di antara negara berkembang, Brasil adalah negara yang ekonominya diperkirakan tumbuh, meski ada ketidakpastian politik Oktober 2018. Hal itu mengingat ada pemilihan presiden.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.