Sukses

BEI Minta Keterangan Ratu Prabu Soal Rencana Bangun LRT US$ 25 M

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) meminta keterangan PT Ratu Prabu Energi Tbk terkait rencana pembangunan light rail transit (LRT).

Liputan6.com, Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) meminta keterangan PT Ratu Prabu Energi Tbk terkait rencana pembangunan light rail transit (LRT). Rencananya, perseroan akan membangun LRT dengan nilai investasi US$ 25 miliar.

"Berita tersebut akan kami konfirmasi menggunakan permintaan penjelasan atas berita media massa," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat kepada Liputan6.com seperti ditulis di Jakarta, Senin (8/1/2018).

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan siap membangun LRT berkelas dunia. Sandiaga akan bekerja sama dengan dunia usaha untuk garap LRT tersebut.

"Tadi kita kedatangan grup Ratu Prabu Energi. Salah satu usaha besar di Indonesia yang membawa konsep yang sudah cukup matang, yaitu membangun lebih dari 200 kilometer tambahan LRT di wilayah Jakarta dan sekitarnya," ujar Sandiaga, di Balai Kota, Kamis 4 Januari 2018.

Menurut Sandiaga, total investasi atas proyek LRT ini sekitar US$ 25 miliar dan akan dibangun dalam periode lima tahun yaitu dari 2020 hingga 2025. Adapun total dana yang digalang, sekitar Rp 320 triliun.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Harga Saham ARTI

PT Ratu Prabu Energi Tbk merupakan perusahaan yang mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham ARTI.

Bila melihat pergerakan saham perseroan selama lima tahun ini, mengutip data RTI, harga saham PT Ratu Prabu Energi Tbk cenderung turun.

Pada 11 April 2013, saham PT Ratu Prabu Energi Tbk sempat berada di level tertinggi Rp 395. Kemudian pada 3 November 2016, harga saham ARTI sempat berada di level tertinggi Rp 263. Harga sahamnya pun terus merosot menjadi Rp 68 pada 5 Desember 2016.

Harga saham PT Ratu Prabu Energi Tbk pun sempat sentuh level Rp 50 pada 4 November 2016. Hal itu berlanjut hingga perdagangan saham 5 Januari 2018.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.