Sukses

Menko Luhut: Lebih Baik KKP Fokus Peningkatan Ekspor Perikanan

Pemerintah telah menyetop penenggalaman kapal-kapal pencuri ikan. Saat ini, pemerintah tengah fokus kepada investasi.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan meminta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk lebih memikirkan peningkatan ekspor perikanan. Hal ini sesuai dengan kebijakan Presiden RI Joko Widodo yang lebih menekankan kepada peningkatan nilai tambah.

"Presiden itu memerintahkan fokus kepada tugas masing-masing, KKP itu tingkatkan saja itu ekspornya, karena trennya menurun," tegas Luhut di kantornya, Selasa (9/1/2018).

Berdasarkan data KKP, volume ekspor produk perikanan selama Januari-September 2017 sebanyak 748.850 ton, lebih rendah jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 787.940 ton. Bahkan kinerja ini sekaligus menjadi yang terendah sejak 2012.

Sejumlah pasar utama yang menunjukkan penurunan permintaan diantaranya Amerika Serikat, Uni Eropa, Rusia, Inggris, China dan pasar negara-negara Asean.

"Penurunan itu kenapa, karena banyak pabrik ikan yang tutup, karena ikan juga kurang. Jadi kalau dengan tidak lagi menenggelamkan kapal dikatakan memihak ke mafia, itu tidak benar," tegas Luhut.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

RI Setop Tenggelamkan Kapal Pencuri Ikan

Pemerintah menyatakan telah menyetop penenggalaman kapal-kapal pencuri ikan. Saat ini, pemerintah tengah fokus kepada investasi.

Demikian disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan usai rapat koordinasi dengan kementerian di bawah koordinasinya, di kantornya, Senin (8/1/2018).

"Perikanan sudah diberitahu, tidak ada penenggalaman kapal lagi. Cukup itu. Sekarang kita fokus bagaimana meningkatkan produksi supaya ekspor kita meningkat," kata dia.

Dia menuturkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan supaya investasi yang mendorong kebaikan didorong. Namun, investasi tersebut, mesti memenuhi syarat.

Pertama, investasi yang masuk mesti ramah lingkungan. "Nomor dua dia boleh menggunakan tenaga asingnya selama 3-4 tahun pertama. Kenapa, kalau langsung tenaga kita, kita banyak sekali hampir 50 persen lulusan SD, jadikan enggak ada skillfull," ungkapnya.

Ketiga, investasi mesti memberi dampak dari hulu ke hilir. Serta, memberikan transfer teknologi.

"Perikanan sama saja, kalau penangkaran monggo. Kalau bikin sekarang yang menguntungkan bukan pengalengan, tapi frozen itu. Kita pengen ikan dibawa dengan kapal terbang sehingga nilainya tinggi," ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.