Sukses

Melalui BUMDes, Telkom Ingin Petani Indramayu Melek Teknologi

Petani dihadapkan dengan berbagai kemudahan layanan dan informasi karena semuanya berbasis teknologi.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno telah meresmikan Mitra Badan Usaha Milik Desa Bersama (MBB) di bawah binaan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk di Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Ini menjadi MBB pertama yang dioperasikan dan sebagai pilot project dalam program digitalisasi pertanian di Indonesia. Di sini, petani dihadapkan dengan berbagai kemudahan layanan dan informasi karena semuanya berbasis teknologi.

Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, di MBB ini diharapkan petani bisa naik kelas, dari sebelumnya hanya sebagai penanam yang menghasilkan padi, harapannya juga bisa menjadi wirausaha yang unggul.

"Salah satunya kita melihat bagaimana kita lakukan digitalisasi tujuannya bahwa kita bisa mengetahui dengan tepat para petani ini kerja di mana, persisnya besaran lahannya berapa dan nanamnya kapan, panennya kapan. Dengan data ini nantinya bisa digunakan MBB untuk memfasilitasi kebutuhan para petani," kata Rini Soemarno di Indramayu, Kamis (11/1/2018).

MBB Sliyeg ini sendiri terletak dekat dengan Balai Desa Sliyeg yang bekerja sama dengan 14 desa dengan jumlah penduduk mencapai lebih dari 60 ribu jiwa.

Adapun total 14 desa tersebut total lahan pertanian sebesar 4 ribu Ha dengan hasil produksi padi sebanyak 45 ribu ton per tahun. Di MBB Sliyeg terdapat 1 BUMDes Bersama kecamatan dan 14 BUMDes dengan 14 gabungan kelompok tani (gapoktan) yang terdiri atas 127 Poktan dan 7 ribu petani.

MBB merupakan korporasi yang dikelola secara ringkas dan menguntungkan dengan menyediakan layanan yang bertujuan untuk mendukung kemajuan dan kemakmuran petani. Jenis layanan MBB antara lain pembiayaan (KUR/Non KUR), penyaluran pupuk, dan marketplace holtikultura dengan pelanggan utama petani dan BUMDes.

"Saya ingin kurang lebih 4 bulan mulai dari sekarang di MBB ini harus ada mesin penggiling padi. Jadi para petani kakau datang ke sini bisa memilih mau jual gabah basah, kering atau sudah menjadi beras sekalian. Jadi dengan begitu harganya juga lebih bagus bagi petani itu sendiri," tambah Rini Soemarno.

Di BUMDes binaan Telkom Indonesia ini, semua pelyanan dilakukan melalui sistem yang terintegrasi dengan kartu tani. Data ini nantinya juga menjadi acuan dari Kementerian Pertanian mengenai pertanian di Indramayu, khususnya di Kecamatan Sliyeg.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.