Sukses

Jelang Tutup Pekan, IHSG Cenderung Variatif

IHSG diperkirakan akan bergerak pada support 6.325 dan resistance 6.420.

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan variatif dengan kecenderungan tertekan. Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi memperkirakan, IHSG bergerak pada support 6.325 dan resistance 6.420.

IHSG ditutup menguat pada perdagangan saham kemarin. IHSG naik 15,16 poin ke level 6.386,34. Penguatan IHSG ditopang oleh sektor pertambangan. Penyebabnya, kata Lanjar, dipengaruhi rencana aksi korporasi emiten dan harga komoditas.

"Sentimen corporate actions dan harga komoditas tambang yang bergerak optimistis menjadi faktor utama. Pemerintah pun menargetkan produksi batubara lebih rendah dari tahun sebelumnya," ujar dia di Jakarta, Jumat (12/1/2018).

Investor asing pun terlihat optimistis. Hal itu terlihat dari aktivitas beli bersih. "Investor asing pun tercatat net buy Rp 236,18 miliar dengan saham BMRI tercatat net buy investor asing hingga Rp 216,86 miliar," ujar dia.

Lanjar merekomendasikan saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Mayora Indah Tbk (MYOR).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perdagangan kemarin

Pada penutupan perdagangan saham, Kamis 11 Januari 2018, IHSG naik 15,16 poin atau 0,24 persen ke posisi 6.386,33. Indeks saham LQ45 juga naik 0,30 persen. Sebagian besar indeks saham acuan menguat.

Ada sebanyak 162 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Selain itu ada 195 saham melemah sehingga sempat membuat IHSG tertekan. Di luar itu, 115 saham diam di tempat.

Pada Kamis pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.386,33 dan terendah 6.344,04. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 356.566 kali dengan volume perdagangan 15 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,5 triliun.

Investor asing melakukan aksi beli Rp 189 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.387.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menguat. Sektor saham pertambangan mendaki 0,93 persen dan mencatatkan penguatan tertinggi. Sektor keuangan menanjak 0,66 persen dan sektor kontruksi menguat 0,37 persen.

Saham-saham yang catatkan penguatan terbesar antara lain saham ENRG naik 34,04 persen ke posisi Rp 126 per saham, saham GDYR menguat 24,57 persen ke posisi Rp 24,57 per saham, dan saham OMRE menanjak 22,68 persen ke posisi Rp 1.650.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham IKAI melemah 24,79 persen ke posisi Rp 179, saham CASA tergelincir 16,67 persen ke posisi Rp 210, dan saham JSPT susut 16 persen ke posisi Rp 2.100.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.