Sukses

Menko Darmin: RI Akan Keluar dari Masa Sulit Keuangan di 2018

Tahun 2018 merupakan saat yang menguntungkan bagi Indonesia. Pasalnya, perekonomian global sedang membaik.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah berharap keuangan negara akan membaik pada tahun ini. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengakui jika beberapa tahun terakhir pemerintah merasa cemas dengan kondisi fiskal.

"Ada satu lagi yang kita harapkan akan membaik di tahun 2018 ini, fiskal. Kita telah melewati periode dalam tanda kutip kesulitan fiskal. Dua tahun terakhir di pemerintahan itu dag-dig-dug terus. Kelihatannya tahun ini kita mulai terbebas dari itu. Kita mulai bisa mewujudkan fiskal yang lebih normal kembali," ujar dia di Jakarta, Rabu (17/1/2018).

Dia menerangkan, pertumbuhan pajak akan relatif tinggi tahun ini. Secara sederhana, Darmin menuturkan, pertumbuhan pajak bisa dihitung dengan menjumlahkan pertumbuhan ekonomi dengan laju inflasi.

"Jadi harus pertumbuhan ekonominya nominal, bukan rill. Jadi kalau pertumbuhannya 5 koma, kemudian inflasinya 3 koma atau 4. Maka pertumbuhan nominalnya 10 persen. Tinggal ditambah dengan berapa extra effort yang bisa dilakukan oleh aparat pajak. Dikatakan 2 atau 3 persen, maka pertumbuhan penerimaan kita tahun ini bisa 12-14 persen," jelas dia.

Di sisi lain, Darmin melanjutkan, 2018 merupakan tahun yang menguntungkan bagi Indonesia. Pasalnya, perekonomian global sedang membaik.

"Berita baik dari 2018-nya adalah ekonomi dunia membaik itu adalah berita baik. Itu artinya kita punya kans untuk mendorong ekspor lebih tinggi pertumbuhannya. Seberapa besar kita bisa memanfaatkan itu?" ujar Darmin.

Memang, Darmin tak menampik Indonesia tak akan sebesar negara tetangga dalam memanfaatkan ekspor. Pasalnya, peranan ekspor nasional masih kecil dibanding negara lain.

"Saya harus mengakui kita tidak mungkin memanfaatkan itu sebesar Malaysia, Thailand, apalagi Singapura kenapa karena ekonomi kita paling-paling peranan ekspor dalam GDP hanya 20 persen, baru sebesar itu. Tapi Malaysia, Thailand apalagi Singapura itu 2-3 kali dari itu," ujar dia.

"Artinya kita akan menyaksikan kalau situasi ekonomi dunia melambat kita relatif unggul pertumbuhannya dari Malaysia, Thailand, Singapura. Begitu situasinya berbalik kalau kita tidak berusaha sangat keras kita akan ketinggalan," ucap Darmin.

Sebab itu, Indonesia perlu merumuskan kembali secara konkret industri yang berorientasi ekspor. Pihaknya mencontohkan, industri tersebut seperti pariwisata dan perikanan.

"Kita harus fokus dengan itu (pengembangan industri) tahun ini tahun depan kalau tidak kita akan menyaksikan pertumbuhan ekonomi Thailand, Malaysia, di atas kita, yang tadinya dua tahun terakhir kita lebih baik dari mereka," tutup dia.

Tonton Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

KEIN Yakin Ekonomi RI Tumbuh Lampaui Target

Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) optimistis pertumbuhan ekonomi nasional melampaui target pemerintah sebesar 5,4 persen. Bahkan, KEIN memprediksi ekonomi bisa tumbuh 5,7 hingga 6 persen tahun ini.

Ketua KEIN Soetrisno Bachir mengatakan, sejumlah momen positif diharapkan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Di antaranya, keberadaa one belt one road (OBOR) yang diharapkan dapat memacu investasi dan perdagangan nasional.

"Kita harus memanfaatkan, negara-negara lain seperti Malaysia, Filipina sudah maksimal lebih besar memanfaatkan OBOR, termasuk dana-dana berkaitan OBOR. Indonesia ke depan memanfaatkan," kata dia di Jakarta, Rabu (17/1/2018).

Pertumbuhan ekonomi juga akan terdongkrak perbaikan ekonomi global. Yang selanjutnya diharapkan bisa memacu perdagangan serta menarik investasi ke Indonesia.

"Ekonomi global yang sekarang membaik itu momentumnya Indonesia melakukan ekspor maupun mengajak investasi ke Indonesia. Sehingga pertumbuhan target pemerintah 5,4 saya yakin terlampaui. Harapan KEIN ada semacam keajaiban pertumbuhan ekonomi bisa mendekati 6 persen," papar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.