Sukses

Pelabuhan Kuala Tanjung Berstatus Internasional Mulai April 2018

Pembangunan terminal multipurpose Pelabuhan Kuala Tanjung telah mencapai 96,33 persen untuk sisi laut, serta 77,07 persen untuk sisi darat.

Liputan6.com, Batu Bara - Peralihan Pelabuhan Kuala Tanjung di Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara, menjadi pelabuhan internasional sedang dalam proses pengerjaan. Pihak Kementerian Perhubungan Republik Indonesia menargetkan penyelesaian pada Maret 2018.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat meninjau langsung ke Pelabuhan Kuala Tanjung di Batu Bara mengatakan, proses pengerjaannya terus dikebut agar pada April 2018 sudah bisa beroperasi.

"Targetnya Maret selesai, dan April sudah soft opening," kata Budi, Rabu (17/1/2018).

Disebutkan Menhub, sejauh ini dalam proses pengerjaan belum ditemukan kendala. Jika nanti telah selesai, diharapkan status bertaraf internasional yang dimiliki Pelabuhan Kuala Tanjung dapat menarik investor untuk berinvestasi.

"Kalau sudah jadi. Kita harap banyak investor berinvestasi," ujarnya.

Manajemen PT Pelabuhan Indonesia I yakin Pelabuhan Kuala Tanjung dapat beroperasi pada kuartal II 2018. Hal itu sesuai target yang dicanangkan Perseroan dalam mewujudkan program tol laut pemerintah untuk menjadikan Pelabuhan Kuala Tanjung sebagai hub internasional di kawasan barat dalam memperlancar arus logistik barang ekspor dan impor ke Indonesia.

Direktur Utama Pelindo I Bambang Eka Cahyana mengatakan, saat ini progres pembangunan fisik tahap I, yakni terminal multipurpose Pelabuhan Kuala Tanjung telah mencapai 96,33 persen untuk sisi laut, serta 77,07 persen untuk sisi darat.

Berbagai pekerjaan konstruksi dasar seperti dermaga 500x600 m selesai, Trestle panjang 2,8 km untuk empat jalur truk selebar 18,5 m dilengkapi rak pipa 4 line x 8 inch, serta lapangan penumpukan di darat yang dilengkapi dengan fasisiltas terminal, sebagian besar telah selesai pengerjaannya.

Saat ini, kontraktor fisik tengah melakukan finishing di beberapa bagian, dan tentunya setelah melewati masa comissioning, maka Pelabuhan Kuala Tanjung siap melayani arus keluar masuk barang dan penumpang ke seluruh Indonesia dan luar negeri.

"Saat ini progres pembangunan sudah hampir selesai, sehingga kami optimistis terminal multipurpose Pelabuhan Kuala Tanjung dapat beroperasi sesuai jadwal pada kuartal II 2018," sebut Eka.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kapasitas 600 Ribu TEUs

Diterangkan, pembangunan tahap I merupakan Terminal Multipurpose Kuala Tanjung berkapasitas 600 ribu TEUs. Berbagai fasilitas dan peralatan bongkar muat barang yang ada di terminal, di antaranya 3 unit Ship to Shore (STS) Crane, 8 unit Automated Rubber Tyred Gantry (ARTG) Crane, 21 unit truck terminal, dan 2 unit MHC serta Terminal Operating System (TOS) Peti Kemas maupun curah cair.

Total investasi pembangunan pelabuhan ini mencapai Rp 34 triliun, tetapi tahap I pembangunan terminal multipurpose senilai Rp 4 triliun yang dikelola PT Prima Multi Terminal, sebuah anak usaha patungan sejumlah BUMN, yang terdiri dari Pelindo I, PT Pembangunan Perumahan, dan PT Waskita Karya. Selanjutnya, tahap II akan dilakukan Pengembangan Kawasan Industri 3000 Ha, tahap III

Pengembangan Dedicated/Hub Port, dan tahap IV Pengembangan Kawasan Industri Terintegrasi. Kapasitas Pelabuhan Kuala Tanjung nantinya disiapkan mencapai 20 juta TEUs yang akan ditingkatkan secara bertahap hingga tahun 2023.

Pasca beroperasinya Pelabuhan Kuala Tanjung diharapkan akan menjadi hub bongkar muat barang untuk pasar domestik dari kapal-kapal bertonase besar, yang selama ini lebih memilih bersandar di Pelabuhan Port Klang di Malaysia dan Singapura. Untuk mendukung kegiatan bogkar muat tersebut, Pelabuhan Kuala Tanjung telah dilengkapi berbagai sarana dan prasarana infrastruktur modern dan canggih.

"Selain penyelesaian pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung, saat ini kami tengah meningkatkan kapasitas dan layanan di beberapa pelabuhan lainnya, yaitu: Pelabuhan Malahayati, Dumai, Belawan, dan Batam," terang Eka.

Hal tersebut, lanjutnya, dilakukan sebagai upaya Pelindo I dalam menangkap pasar di Perairan Selat Malaka yang sangat besar, mencapai 100 juta TEUs per tahun. Sehingga, diharapkan dapat meningkatkan kinerja Pelindo I, serta mendukung nawacita pemerintah dalam menekan biaya logistik di Indonesia.

 

3 dari 3 halaman

Jadi Pusat Industri

Sementara Gubernur Sumatera Utara Temgku Erry Nuradi menyambut baik Pelabuhan Kuala Tanjung yang akan selesai dalam waktu dekat. Menurutnya, Sumut luar biasa dan tinggal pembenahan-pembenahan sedikit.

"Dengan adanya ini, kita harapkan Pelabuhan Kuala Tanjung jadi pusat industri, dan ini anugerah bagi Sumut," ucap Erry.

Selain Menhub Budi Karya, Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi, Dirut Pelindo I Bambang Eka Cahyana, dua menteri lainnya seperti Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono‎ turut hadir dalam kesempatan itu.

Setelah para Menteri melakukan kunjungan ke terminal multipurpose Pelabuhan Kuala Tanjung yang didampingi oleh Dirut Pelindo I, kemudian dilanjutkan dengan melakukan kunjungan lapangan ke cabang pelabuhan yang dikelola oleh Pelindo I, yakni Belawan International Container Terminal (BICT). 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.