Sukses

Pemain Asing Incar Pasar Produk Pipa di Indonesia

Liputan6.com, Jakarta - Permintaan pasar yang besar akan produk pipa turut memperluas pasar pipa di Indonesia. Potensi tersebut ikut dimanfaatkan para pelaku industri pipa luar negeri, yang mengincar untuk dapat masuk ke pasar itu.

CCS Senior Manager PT Wahana Duta Jaya Rucika Putra Wijaya mengungkapkan, besarnya permintaan pasar akan kebutuhan pipa tersebut belum diiringi oleh ketersediaan pasokan yang cukup dari dalam negeri.

"Perpipaan, Khususnya pipa plastik di Indonesia, demand dan supply sampai saat ini masih lebih banyak demand-nya. Ini merupakan lahan bisnis besar yang belum banyak tergarap oleh para pelaku lokal," ujar dia di Shangri La Hotel Jakarta, Jumat (19/1/2018).

Dia juga menambahkan, ketersediaan air bersih yang masih terbilang minim di tanah air semakin menegaskan luasnya pasar pipa tersebut.

"Coverage layanan air bersih di Indonesia saat ini tidak lebih dari 50 persen. Sedangkan layanan air bersih pasti menyangkut di mana-mana. Di situ lahan bisnis para pelaku industri pipa," papar dia.

"Pasar pipa Indonesia yang masih besar tadi mau tidak mau mengundang pemain-pemain luar untuk bisa masuk," tambah dia.

Putra menjelaskan, meskipun pelaku luar sudah banyak melirik pasar pipa dalam negeri itu, tapi masih ada beberapa kendala yang menghambat mereka.

"Untuk bisa masuk pasar pipa di sini harus buat pabrik, sementara pembuatan pabrik juga memakan waktu yang tidak sebentar," tutur dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sektor Properti Bakal Dongkrak Penjualan Produk Pipa Air

Sebelumnya, pertumbuhan sektor properti pada 2017 diharapkan berdampak positif bagi penjualan produk-produk pendukung perumahan, salah satunya produk pipa air. Hal tersebut diungkapkan oleh CCS Senior Manager PT Wavin Duta Jaya, Putra Wijaya.

Putra mengatakan, sektor properti memang belum mampu seperti yang diharapkan pada semester I 2017. Namun dirinya yakin, sektor ini akan terus tumbuh seiring dengan perbaikan ekonomi dan daya beli masyarakat.

"Memang semester I ini tidak begitu bagus karena kita ketahui konsentrasi Pemerintahan Presiden Jokowi lebih ke infrastruktur, kebetulan bukan infrastruktur air, jalan, pelabuhan, airport, ada bendungan tapi bendungan tidak pakai pipa. Ini mempengaruhi pertumbuhan properti. Ini seakan-akan ikuti anggaran pemerintah," ujar dia di Jakarta, Selasa 18 Juli 2017.

Namun demikian, lanjut Putra, pihaknya masih yakin bahwa pertumbuhan properti akan semakin cerah ke depan. Sebagai contoh, keberanian Lippo Group untuk membangun kota baru berskala internasional dengan nama Meikarta di Cikarang, Bekasi Jawa Barat.

"Tapi pasar ke depan masih cukup besar‎. Meikarta akan buat sejumlah tower. Tidak mungkin Lippo bikin begitu besar kalau tidak ada pandangan ke depan," kata dia.

Putra juga menyatakan, saat ini produk pipa yang dihasilkan perusahaan yaitu Rucika dan Wavin telah menguasai 50 persen pangsa pasar pipa di Indonesia. Dengan kebijakan perusahaan ‎yang menggabungkan kedua merek tersebut menjadi Rucika Wavin, akan meningkatkan pangsa pasar produk pipa air di Tanah Air.‎

"Kita tidak punya data pasti, tapi sekitar 50 persen pangsa pasar Indonesia.‎ Pengembangan pasar tidak menutup untuk ekspor, tapi pangsa pasar Indonesia masih besar, mengingat layanan air bersih di bawah 60 persen. Jadi sementara kita masih konsentrasi di pasar domestik," ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.