Sukses

Bakal Terbentuk Holding Migas, Intip Laju Saham PGN

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN akan gelar RUPSLB pada 25 Januari 2018.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah sedang proses membentuk holding minyak dan gas (migas). Dalam proses pembentukan holding migas itu salah satunya dengan perubahan anggaran dasar PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).

Mengutip keterbukaan informasi yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), seperti ditulis Rabu (24/1/2018), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) akan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 25 Januari 2018 atas permintaan Kementerian BUMN selaku pemegang saham seri B sebesar 56,6 persen saham.

Salah satu agenda RUPSLB yaitu perubahan anggaran dasar. Sekretaris Perusahaan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) Rachmat Hutama menuturkan, perubahan anggaran dasar itu terkait perubahan status PT Perusahaan Gas Negara Tbk yang semula BUMN menjadi Perseroan Terbatas.

"Ini disebabkan adanya pengalihan seluruh saham seri B milik negara Republik Indonesia tetap memiliki kontrol baik secara langsung maupun tidak langsung di PGN melalui kepemilikan atas saham seri A Dwiwarna dan kepemilikan 100 persen saham pada Pertamina yang menjadi pemegang saham mayoritas PGN," jelas dia.

Adapun pembentukan holding migas merupakan suatu rangkaian kegiatan yang akhirnya mengambilalih PT Pertamina Gas (Pertagas) anak perusahaan Pertamina oleh PGN dalam integrasi kegiatan hilir gas bumi. "PGN telah melakukan diskusi dan koordinasi dengan Pertamuna sehubungan dengan transaksi ini," kata dia.

Di tengah proses pembentukan holding migas tersebut, saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk menguat signifikan dalam sepekan periode 15-19 Januari 2018. Saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk naik 32,02 persen selama sepekan ke posisi Rp 2.350 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 127.801 kali dengan nilai transaksi Rp 4,4 triliun.

Harga saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk sempat berada di level tertinggi Rp 2.860 dan terendah Rp 1.760 per saham pada pekan itu. Selama Januari 2018, saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk sudah naik 53,71 persen. Total frekuensi perdagangan saham 195.969 kali dengan nilai transaksi Rp 6,7 triliun.

Pada penutupan perdagangan saham Rabu pekan ini, saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk stagnan di posisi Rp 2.690. Total frekuensi perdagangan saham 31.998 kali dengan nilai transaksi Rp 1,3 triliun.

Analis PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menuturkan, harga saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk melonjak lantaran kabar pembentukan holding migas. Dalam pembentukan holding migas, menurut Reza ada asumsi PT Perusahaan Gas Negara Tbk akuisisi Pertagas. Dengan akuisisi itu diharapkan pangsa pasar menjadi efisien dan besar karena kinerja akan lebih baik.

"Asumsinya dengan PT Perusahaan Gas Negara Tbk akuisisi Pertagas maka akan saling terintegrasi bisnis gas sehingga PT Perusahaan Gas Negara Tbk dapat memperbesar pangsa pasarnya," ujar Reza saat dihubungi Liputan6.com.

Reza pun merekomendasikan beli saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) di harga Rp 3.250. "Maintain buy dengan target harga saham Rp 3.250," kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Holding Migas Terbentuk 25 Januari 2018

Sebelumnya, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah mengagendakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Pertamina (Persero) pada 25 Januari 2018. Salah satu agenda strategis dalam RUPS itu adalah meminta persetujuan pemegang saham untuk membentuk induk usaha (holding) BUMN sektor minyak dan gas (migas).

Dalam aksi korporasi ini, Pertamina akan menjadi holding yang akan memiliki beberapa sub-holding. Salah satu sub-holding yaitu PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.

"Dalam RUPS nanti holding-nya sudah jadi, yang dimaksud PGN menjadi bagian dari Pertamina itu ya saat RUPS selesai," kata Deputi Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno di kantornya, Selasa 23 Januari 2018.

Dalam holding ini, nantinya Pertamina akan mengelompokkan beberapa anak usaha dalam sub-holding. Setidakmya akan ada sub-holding upstream, Sub-holding pengolahan, sub-holding pemasaran, dan sub-holding gas.

Mengenasi sub-holding gas, rencananya Pertamina bakal menunjuk PGN. Meski Pertamina memilliki anak usaha yang bisnisnya serupa dengan PGN, yaitu Pertagas.

Pada 25 Januari 2018 tersebut, ke dua perusahaan tersebut belum resmi bergabung.

Mengingat PGN adalah perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki publik, dibutuhkan beberapa proses untuk mengadakan RUPS, seperti harus mendaftarkan terlebih dahulu ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Target peleburan Pertagas ke PGN rampung pada Maret 2018.

Pada kesempatan serupa, Direktur Sumber Daya Manusia Pertamina Nicke Widyawati menambahkan, setelah terjadi pengintegrasian PGN dan Pertagas, maka Pertamina akan menyusun rencana kerja hingga 2030.

"Kita belum bisa menyebutkan integrasi apa selanjutnya, sebab Pertamina akan menyusun roadmap sampai 2030," tutup Nicke.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.