Sukses

Investor Asing Lepas Saham, IHSG Turun Terbatas

Nilai transaksi harian saham mencapai Rp 10 triliun sedangkan laju Indeks Harga Saham Gabunan (IHSG) melemah tipis 7,17 poin.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik ke zona merah usai sempat berada di zona hijau. Aksi jual investor asing menekan IHSG.

Pada penutupan perdagangan saham, Kamis (1/2/2018), IHSG melemah tipis 7,17 poin atau 0,11 persen ke posisi 6.598,45. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,06 persen ke posisi 1.105. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.

Ada sebanyak 181 saham melemah sehingga menekan IHSG. 192 saham menguat sehingga pelemahan IHSG jadi terbatas. 112 saham lainnya diam di tempat.

Pada Kamis ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.658,87 dan terendah 6.598,45. Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 420.905 kali dengan volume 16,4 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 10 triliun. Investor asing melakukan aksi jual Rp 816,46 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.413.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan. Sektor saham industri dasar susut 1,34 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham barang konsumsi tergelincir 0,76 persen dan sektor saham infrastruktur melemah 0,67 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham BKSL naik 20,41 persen ke posisi Rp 177, saham RAJA melonjak 19,76 persen ke posisi Rp 400, dan saham SMRA mendaki 6,25 persen ke posisi Rp 1.190.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham MAMI melemah 7,69 persen ke posisi Rp 96, saham PNBS tergelincir 6,98 persen ke posisi Rp 80, dan saham SMGR susut 4,04 persen ke posisi Rp 10.700 per saham.

Bursa saham Asia sebagian menguat. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 0,75 persen, dan indeks saham Shanghai susut 0,97 persen. Sementara itu, indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,08 persen, indeks saham Jepang Nikkei naik 1,68 persen, indeks saham Singapura menanjak 0,44 persen dan indeks saham Taiwan menguat 0,51 persen.

Analis PT Asjaya Indosurya Sekuritas, William Suryawijaya menuturkan, sentimen data inflasi pengaruhi laju IHSG. Ditambah laporan kinerja keuangan perseroan."Ini (IHSG-red) memang konsolidasi," kata dia.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi Januari 2018 sebesar 0,62 persen. Adapun untuk inflasi tahun kalender 2018 sebesar 0,62 persen. Sedangkan inflasi dari tahun ke tahun sebesar 3,25 persen.

"Inflasi Januari 2018 ini lebih rendah dibandingkan Januari 2017 yang sebesar 0,98 persen. Akan tetapi lebih tinggi dibandingkan Januari 2016 ada inflasi 0,51 persen," ujar Kepala BPS Suhariyanto di Kantor BPS, Jakarta, Kamis (1/2/2018).

BPS melaporkan dari 82 kota yang masuk dalam perhitungan, 79 kota alami inflasi, sedangkan tiga kota alami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Bandar Lampung sebesar 1,42 persen. Sedangkan terendah di Tangerang sebesar 0,04 persen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

IHSG Naik 36,24 Poin pada Sesi I

Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau pada sesi pertama perdagangan saham Kamis (1/2/2018). Penguatan IHSG itu terjadi di tengah rilis data inflasi Januari 2018.

Pada penutupan sesi pertama perdagangan saham, Kamis pekan ini, IHSG naik 36,24 poin atau 0,55 persen ke posisi 6.641,87. Indeks saham LQ45 menguat 0,67 persen. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau kecuali indeks saham DBX turun 0,21 persen.

Ada sebanyak 217 saham menguat sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau. 123 saham melemah dan 117 saham diam di tempat. Pada sesi pertama, IHSG berada di level tertinggi 6.658,87 dan terendah 6.624,62.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 233.366 kali dengan volume perdagangan 8,6 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 5,1 triliun. Investor asing melakukan aksi jual Rp 116,67 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.397.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham tambang turun 0,04 persen dan sektor saham industri dasar susut 0,71 persen. Sedangkan sektor saham aneka industri menguat 1,83 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham konstruksi menanjak 1,38 persen dan sektor saham keuangan menguat 1,06 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham BKSL naik 23,81 persen ke posisi Rp 182, saham SMRA melonjak 5,36 persen ke posisi Rp 1.180, dan saham ASRI menanjak 4,57 persen ke posisi Rp 412.

Sementara itu, saham PNBS tergelincir 4,65 persen ke posisi Rp 82, saham MAMI turun 2,88 persen ke posisi Rp 101 dan saham TPIA tergelincir 2,68 persen ke posisi Rp 6.350.

Sebagian besar bursa Asia bervariasi kecuali indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 0,31 persen dan indeks saham Shanghai susut 1,34 persen. Sedangkan indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,31 persen, indeks saham Jepang Nikkei menanjak 1,38 persen, dan catatkan penguatan terbesar, indeks saham Singapura menguat 0,07 persen dan indeks saham Taiwan naik 0,67 persen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.