Sukses

Darmin Nasution: KEK Cepat Berkembang Bila Tak Terkendala Lahan

Beberapa pengembang KEK abai saran pemerintah sehingga kesulitan secara dana untuk bisa membebaskan lahan.

Liputan6.com, Jakarta - PT Patriot Nusantara Aceh menandatangani perjanjian kerjasama operasional dan investasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun di Lhokseumawe, Aceh.

Ada empat lembaga yang tergabung dalam Patriot Nusantara Aceh yaitu PT Pertamina, PT Pupuk Iskandar Muda, PT Pelindo I, dan Perusahaan Daerah Pembangunan Aceh. 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengapresiasi proses perkembangan yang dicapai KEK Arun, yang dinilainya sangat cepat.

"Kita percaya ini akan sangat cepat berkembangnya, kenapa? Setelah kita pelajari dengan baik, kawasan ekonomi khusus itu prosesnya akan bertele tele kalau tanahnya belum selesai dibebaskan. Sementara KEK Arun sudah tidak terkendala masalah lahan," paparnya di Kantor Kementerian Koordinasi Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (12/2/2018).

Menanggapi kendala lahan tersebut, dia mengatakan akan mengusulkan kepada dewan nasional untuk merubah aturan terkait KEK. "Kalau lahan belum jelas, nanti dulu, urusin saja lahannya. Baru nanti kalau sudah mulai jelas lebih dari separuh, bolehlah kita proses," tukasnya.

Lebih lanjut, Darmin turut memberikan contoh, mengenai keberadaan KEK yang akhirnya bisa beroperasi setelah mengikuti saran dari pemerintah untuk bekerjasama dengan pihak lain terkait masalah pembebasan lahan.

Ada satu KEK yg mau mendengar saran kita. Ketika mereka kesulitan membebaskan lahan, kita bilang, rubah badan pengelolanya. Kerjasama dengan pemilik dana. Akhirnya sekarang mereka bisa jalan, dan sudah beberapa investor yang masuk," tutur dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Harga Lahan Tanah Semakin Mahal

Darmin kemudian menceritakan perihal beberapa pengembang KEK yang abai dari saran pemerintah, sehingga kesulitan secara dana untuk bisa membebaskan lahan.

"Tapi ada beberapa KEK yang cuman iya-iya saja. Mereka bilang akan cari investor untuk kerjasama, dan tidak jadi-jadi. Mereka ingin mandiri mengembangkan KEK-nya, tapi dananya tidak ada untuk membebaskan lahan," ujar dia.

"Makin lama harga lahan itu makin mahal. Begitu pemilik tahu bahwa lahan dia masuk dalam rencana KEK, harganya akan melonjak dengan cepat," tambahnya.

Dia lalu mengungkapkan kekhawatirannya terkait 3 KEK yang sudah masuk tahap perancangan, namun masih berharap untuk dapat diresmikan secara operasional.

Dikatakannya, ketiga KEK tersebut berada di Sumatera, Kalimantan, dan Papua.

"Ada 3 KEK, tidak jelas kapan beroperasinya. Kalau tidak ada perkembangan dalam satu tahun, waktu diperpanjang setahun, ya berhenti saja lah. Untuk apa kita menyimpan KEK yg tidak jelas kapan beroperasi," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.