Sukses

Kata Dirut PGN Soal Gas Bumi Rumah Tangga Satu Harga

Keseragaman harga gas bumi akan memudahkan masyarakat menggunakan energi ramah lingkungan tersebut.

Liputan6.com, Jakarta PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk atau PGN ‎menyatakan pelaksanaan program gas bumi rumah tangga satu harga di seluruh Indonesia, akan memudahkan masyarakat menikmati pasokan gas.

Direktur Utama PGN Jobi Triananda mengatakan, dengan penerapan ‎gas bumi rumah tangga satu harga, akan menghilangkan kebingungan masyarakat. Ini terkait harga jual gas yang ditetapkan di seluruh wilayah Indonesia menjadi sama.

"Kan kalau bisa bagaimana sekarang kita akan lebih mudah kalau tidak ada perbedaan seperti harga BBM," kata Jobi, di Gedung DPR, Jakarta, Senin (12/2/2018).

Menurut Jobi, keseragaman harga gas bumi akan memudahkan masyarakat menggunakan energi ramah lingkungan tersebut. Selain itu badan usaha yang melakukan ‎pembangunan infrastruktur gas lebih masif.

"Yang kita lihat adalah rakyat pasti akan memudahkan rakyat. Kami menjadi sibuk, bekerja lebih keras itu lah tugas dari badan usaha negara," papar.

Menurut Jobi, penerapan gas bumi rumah t‎angga satu harga di seluruh Indonesia merupakan wujud dari pelaksanaan keadilan. Hal ini sama seperti komoditas energi lain, yaitu. Bahan Bakar Minyak (BBM), listrik dan Liqufied Petroleum Gas (LPG).

‎"Hari ini dari Sabang sampai Merauke pemerintah hadir untuk menjamin harganya satu. Nggak ada kebingungan. Kita pemerintah melihat ini juga akan menjadi baik sama halnya seperti listrik, BBM, Elpiji 3 kg," dia menandaskan.

Tonton Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

10.101 Rumah di Mojokerto Kini Sudah Terhubung Pipa Gas

Sebanyak 10.101 rumah tangga di Mojokerto, Jawa Timur, kini bisa menikmati Jaringan Distribusi Gas Bumi (Jargas). Pipanisasi bertenaga alam tersebut diresmikan langsung Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan di Kantor Kecamatan Prajurit Kulon Kota Mojokerto, Jumat (9/2/2018).

Jumlah itu, masing-masing terbagi di wilayah Kota Mojokerto sebanyak 5.000 SR (saluran rumah tangga) dan 5.101 SR di Kabupaten Mojokerto, dengan pembiayaan total sekitar Rp 86 miliar dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

"Pemerintah berusaha supaya semua sumber daya alam yang dimiliki bangsa dan negara ini, bisa digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Salah satu programnya adalah jargas di wilayah atau di daerah dimana sambungan gas atau sumber gasnya tersedia," tutur Jonan.

Dia menjelaskan, jargas di Kabupaten dan Kota Mojokerto dibangun karena berdekatan dengan dua sumur gas yang signifikan yang dioperasikan CNOOC Madura Limited dan Kangean Energy Indonesia.

Dengan program ini, ketergantungan terhadap elpiji yang sebagian besar diimport oleh pemerintah, bisa dikurangi.

"Dalam setahun, kebutuhan kita 6,5 juta ton, 4,5 juta diantaranya masih impor. Produksi gas bumi kita 1,2 juta setara barel oil per hari, tapi jenis yang dihasilkan bukan C3 dan C4 yang bisa dibuat elpiji,” katanya.

Hingga penggunanan APBN 2017, pembangunan pipanisasi gas alam ini sudah mencapai 235.925 SR di 15 Provinsi yang tersebar di 31 Kabupaten/Kota di Indonesia.

Sedangkan untuk tahun 2018, pemerintah menugaskan Perusahaan Gas Negara (PGN) dan PT Pertamina untuk membangun serta mengembangkan jargas di 16 wilayah.

“Untuk tahun 2018 ini, tidak ada penambahan jargas di Mojokerto, namun mengingat jumlah penduduk yang cukup padat, semoga tahun 2019 nanti kita bisa menambah 10 ribu-11 ribu SR,” ucap Jonan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.