Sukses

Tas Buatan Anak Negeri Tembus Pasar E-Commerce AS

Amazon Handmade merupakan bagian dari platform e-commerce dagang raksasa dunia, Amazon, yang mengkhususkan pada penjualan produk buatan tangan.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia Trade Promotion Center Los Angeles (ITPC LA) semakin gencar melakukan promosi produk ke berbagai platform e-dagang (e-commerce) di pasar Amerika Serikat (AS).

Hasilnya, inkubator produk artisan binaan ITPC LA, Everina berhasil melewati proses kurasi produk dan manajemen usaha sehingga dapat menjual ke salah satu platform e-commerce raksasa dunia, Amazon Handmade. Everina merupakan mereka dagang yang memproduksi berbagai macam tas buatan tangan asal Indonesia.

“Hal ini merupakan contoh upaya positif ITPC LA mendorong Akselerasi Perdagangan di Era Ekonomi Digital sejalan dengan tema Rapat Kerja Kemendag awal tahun 2018,” ujar Kepala ITPC LA Antonius A. Budiman dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (12/2/2018).

Everina menghadirkan berbagai produk tas selempang berbahan rotan, tas jinjing berbahan lamun yang merupakan sejenis rumput laut, dan tas tenun ikat. Produk-produk tersebut merupakan produk buatan tangan yang dibuat oleh para pengrajin wanita di Nusa Tenggara Timur dan Bali.

"Para perajin akan diuntungkan dengan harga yang layak, lingkungan kerja yang sehat, serta penggunaan berbagai material yang ramah lingkungan,” kata dia.

Amazon Handmade merupakan bagian dari platform e-commerce dagang raksasa dunia, Amazon, yang mengkhususkan pada penjualan produk buatan tangan. Beberapa tahun terakhir, konsumen AS sangat tertarik dengan produk buatan tangan karena memiliki keunikan tersendiri.

Menurut Antonius, untuk dapat menjadi pemasok dan menjual produk di Amazon Handmade, para kurator harus memperhatikan desain dan kualitas produknya. Selain itu, pemasok harus berkontribusi terhadap kesejahteraan para pengrajinnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Etsy

Selain Amazon Handmade, Everina juga telah melewati tahap kurasi produk untuk dapat berjualan di platform e-commerce Etsy, salah satu situs penjualan global yang fokus pada produk artisan yang mengedepankan perdagangan yang adil dan berkelanjutan.

Etsy merupakan platform e-commerce yang memiliki jangkauan global dengan 1,9 juta penjual aktif dan menjual lebih dari 45 juta produk.

"Masuknya produk artisan Everina di Amazon Handmade dan Etsy membuka peluang untuk menjangkau konsumen baru secara digital di seluruh pelosok AS dan bahkan dunia. Ini kesempatan besar bagi produk buatan Indonesia untuk go-digital dan menjangkau konsumen secara langsung,” ungkap Antonius.

Sebelumnya, ITPC LA juga telah memperkenalkan Everina dengan Zulily. Platform e-commerce yang berpusat di Seattle ini fokus pada keunikan produk untuk wanita dan anak-anak. Zulily yang telah berdiri sejak tahun 2010 menjual produk melalui metode penawaran barang dalam waktu yang terbatas (flash sales).

Saat ini Zulily masih dalam tahap mengkurasi produk Everina. Selain itu, ITPC LA bersama Everina juga telah melakukan pendekatan dengan platform e-dagang Nordstrom. Everina tengah menyiapkan berbagai data terkait informasi produk untuk segera disampaikan ke Nordstrom.

“Berbagai respons positif ini merupakan bukti tingginya minat konsumen AS untuk produk artisan. Momentum ini harus dimanfaatkan untuk peningkatan ekspor Indonesia ke AS, terutama di kawasan Pantai Barat,” tutur dia.‎

 

3 dari 3 halaman

Tren Digital

Sementara itu, Konsulat Jenderal Republik Indonesia (Konjen RI) Simon Soekarno menyatakan, perubahan fundamental menuju tren digital diperkirakan akan terus meningkat, sehingga The Wall Street Journal menginformasikan para peritel besar seperti Macy’s, West Elm, Whole Foods, dan Nordstrom untuk mulai mencari berbagai produk artisan dari berbagai negara.

Sebagai informasi, pada periode Januari-Oktober 2017 impor produk tas dan aksesori AS mencapai US$ 10,9 miliar, naik 1,36 persen dari periode yang sama di 2016. Sementara itu, impor dari Indonesia pada periode Januari-Oktober 2017 untuk produk ini mencapai US$ 203,80 juta.

Jumlah ini meningkat sebesar 39,05 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar US$ 146,57 juta. Nilai tersebut juga melampaui total impor tertinggi dari Indonesia selama 5 tahun terakhir. Negara asal impor tertinggi untuk produk tas dan aksesori pada 2016 adalah China dengan nilai mencapai US$ 7,5 miliar.

Namun untuk periode Januari-Oktober 2017 nilai tersebut mengalami penurunan sebesar 1,91 persen dari US$ 6,4 miliar menjadi US$ 6,27 miliar dibandingkan periode yang sama pada 2016. Sementara itu, peringkat Indonesia mengalami peningkatan dari negara urutan ke-8 pada periode Januari-Oktober 2016 menjadi peringkat ke-7 pada periode yang sama 2017. ‎‎

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.