Sukses

Cerita Menteri PUPR Ditolak Dua Kali Masuk ITB

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menuturkan, dirinya pernah dua kali mendaftar di ITB namun ditolak.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menghadiri rangkaian acara Menuju Seabad Institut Teknik Bandung. Padahal Basuki sendiri bukan merupakan alumni perguruan tinggi tersebut.

Basuki menyatakan, sebenarnya dia pernah dua kali mendaftar di ITB, namun ditolak. Pertama, saat dirinya baru lulus SMA dan ingin masuk ke perguruan tinggi. Kedua, yaitu saat sudah menjadi menempati jabatan eselon 1 di Kementerian PUPR.

"Saya sudah tes di Bandung, pulang ke Surabaya. Saya mau daftar di SBM ITB, tapi ditolak juga. Meski tidak diterima di ITB, saya bawa embung, bawa rusun ke ITB," ujar dia di Auditorium Kementerian PUPR, Jakarta, Senin (19/2/2018).

Sementara itu, Sekretaris Kabinet Pramono Anung yang merupakan alumni ITB menyatakan, sebenarnya Basuki pantas dianggap sebagai alumni ITB. Sebab selain berprestasi, Basuki juga pernah menerima penghargaan Adi Utama Maha Karya dari rektor ITB.

"Mas Basuki ini prestasinya sangat baik sebagai Alumni ITB saja, karena mas Basuki alumni. Beliau juga pernah diberikan penghargaan oleh rektor ITB, yaitu Adi Utama Maha Karya. Jadi kita anggap Pak Basuki alumni ITB," kata dia.

Selain itu, masyarakat juga masih menunggu proyek pembangunan infrastruktur yang harus diselesaikan Kementerian PUPR. Namun Pramono yakin di bawah pemimpinan Basuki Hadimuljono, proyek-proyek tersebut bisa selesai sesuai target.

"Mudah-mudahan 2019 ini mampu mencapai 1.800 km jalan tol, 58 bendungan dan seterusnya. Makanya konsentrasi pemerintah ini, ITB berperan serta," tutur dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dengar GBK Dirusak, Menteri Basuki Menangis

Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuldjono menyayangkan kerusakan yang terjadi di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) pascafinal Piala Presiden 2018.

Basuki menjelaskan, perjuangan Indonesia membangun kawasan GBK untuk bisa menjadi tuan rumah Asian Games 2018 sudah cukup panjang. Berbagai renovasi dilakukan besar-besaran untuk meyakinkan dunia internasional akan kemampuan Indonesia sebagai tuan rumah.

"Kemarin pas kejadian, saya di Jogja, saya lihat di media sosial itu saya nangis betul, ini kan perjuangan kita memperbaiki untuk Asian Games 2018, kita sudah siang malam kerja, kok bisa ada yang merusak," kata Basuki di GBK, Senin (19/2/2018).

Dalam penyelenggaraan Asian Games 2018, Menteri PUPR ditugaskan menjadi Ketua Bidang Sarana, Prasarana dan Infrastruktur pendukung lainnya. Untuk itu, jika terjadi kerusakan atau konstruksi lainnya, itu menjadi tanggung jawabnya.

Pembangunan Gelora Bung Karno ini, kata Basuki, bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). APBN, sambungnya, didapatkan dari pajak yang dibayarkan masyarakat. Seharusnya, masyarakat bisa menjaga apa yang sudah dibangun oleh pemerintah.

Sedikit membandingkan dengan masyarakat Surabaya, Basuki ingin warga Jakarta dan sekitarnya meniru ketertiban masyarakat Surabaya.

"Buat taman itu tidak murah, di Surabaya itu orangnya tertib-tertib, taman itu tanpa pagar tapi bisa dijaga. Masak orang Jakarta yang lebih metropolitan kalah sama orang Surabaya?" sindir Basuki.

Sebelum Asian Games 2018, Stadion Utama GBK masih akan menyelenggarakan beberapa pertandingan internasional. Untuk itu, Basuki berpesan untuk kejadian ini tidak terulang kembali.

"Kalau soal kerusakan Gelora Bung Karno pasti akan kita perbaiki, tapi yang disayangkan kok bisa dirusak? Makanya saya mengimbau untuk selanjutnya bisa tertib," pungkas Basuki. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini