Sukses

Baru Luncurkan Uang Digital, Venezuela Klaim Raup Rp 10,5 Triliun

Venezuela resmi mengeluarkan uang digital barunya bernama El Petro atau yang bisa disebut Petro.

Liputan6.com, Jakarta - Venezuela resmi mengeluarkan uang digital barunya bernama El Petro atau yang bisa disebut Petro. Meski baru diluncurkan, Presiden Venezulea Nicholas Maduro mengaku bahwa penjualan uang kripto tersebut berhasil mencapai US$ 735 juta atau Rp 10,5 triliun dalam 20 jam pertama.

Maduro mengumumkan hal ini melalui cuitan yang ia tulis di akun twitter pribadinya. Maduro mengatakan, bahwa investor telah berjanji untuk membeli Petro dalam sesi pra-penjualan sebesar US$ 735 juta.

"Ini emas hitam! Setiap Petro memiliki nilai berdasarkan barel minyak Venezuela," kata Maduro seperti dilansir dari Fortune, Kamis (22/2/2018).

Presiden Venezuela itu menambahkan, nilai uang digital ini didasarkan dari minyak Venezuela yang berasal dari Ayacucho. Jumlah minyak mencapai 5 miliar barel.

Sebelumnya, saat peluncuran mata uang digital Petro, Maduro mengatakan bahwa adanya uang digital ini bisa membantu Venezuela bangkit dari krisis ekonomi yang mencekik akibat sanksi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat. Mata uang digital itu, menurutnya, merupakan cryptocurrency pertama yang nilainya didukung oleh barang nyata seperti minyak.

"Saya ingin mengucapkan selamat kepada orang-orang yang percaya pada masa depan Petro, yang sekarang merupakan sejarah bagi bangsa kita dan yang nilainya didukung oleh barang nyata. Hanya Pemerintah yang telah mencapainya. Petro hari ini menunjukkan bahwa segala sesuatu mungkin terjadi. Ini adalah mata uang untuk melayani semua orang Venezuela," kata Maduro dalam sambutannya.

Untuk mendukung peluncuran uang digital baru tersebut, Maduro telah menyetujui sertifikasi lebih dari 5.000 orang untuk menjadi penambang uang digital di Venezuela.

Rencananya Petro bakal dijual dengan harga awal US$ 60 per token, sama dengan harga satu barel minyak. Hingga kini ada 824 juta token yang siap dijual.

Kedepannya, Maduro berencana untuk membuat uang digital lain yang memiliki konsep sama seperti Petro. Uang digital yang masih dirahasiakan identitasnya itu nantinya akan memiliki harga yang didasarkan pada nilai emas.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Telur buat Bonus Pegawai

Sebuah perusahaan keamanan asal Venezuela terus mencari cara agar bisa bertahan di tengah gempuran krisis ekonomi yang makin parah. Alhasil, demi menarik pegawai agar tetap mau bekerja di sana, perusahaan itu pun menawarkan bonus tambahan. Uniknya, bonus tersebut diberikan dalam bentuk beberapa lusin telur ayam.

Dilaporkan Aljazeera, perusahaan keamanan Atlas Security yang bermarkas di kota Zulia, Venezuela akan memberikan bonus bagi pegawai yang mampu bekerja profesional dan memperlihatkan penampilan yang baik. Meski pihak perusahaan hanya mampu memberikan gaji sebesar US$ 10 atau Rp 130 ribu perbulannya, mereka akan memberikan bonus tambahan yakni 144 butir telur.

Ide ini muncul setelah perusahaan tersebut melihat banyak warga Venezuela yang lebih memilih mendapat makanan sebagai bayaran setelah bekerja. Setiap minggunya, ada beberapa butir telur yang siap diberikan pada pegawai. Jika disejajarkan dengan harga barang pokok di pasar Venezuela sekarang, sebutir telur ini sama harganya dengan US$ 2 atau Rp 36 ribu.

"Banyak orang mengeluh dengan gaji sedikit yang mereka dapatkan. Itulah mengapa kami sekarang melakukan ini," kata Manajer HRD Atlas Security Cindy Fuenmayor.

"Setelah kami mengumumkan hal ini, pegawai menjadi lebih bersemangat. Bahkan, ada orang yang mengirim lamaran untuk bekerja di sini," tambah Cindy.

Insentif seperti makanan dan uang transportasi jadi kebutuhan vital yang banyak dicari oleh warga Venezuela. Penduduk di negara yang tengah mengalami hiperinflasi ini kesulitan untuk bisa mencari makanan dan tempat tinggal untuk bisa hidup dengan layak.

Venezuela harus masuk dalam lubang resesi mendalam sejak tahun 2014. Hal ini diakibatkan dari penurunan harga minyak dunia dan kebijakan yang salah dari pemerintah.

Krisis di Venezuela terus memburuk pada tahun lalu. Sebuah studi oleh badan amal Katolik Caritas di daerah miskin Venezuela menemukan fakta bahwa persentase anak-anak di bawah lima tahun yang kekurangan gizi telah melonjak menjadi 71 persen pada Desember 2017.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.