Sukses

Kenaikan Harga Bawang Putih Dikhawatirkan Picu Kelangkaan

Selama dua bulan terakhir, bawang putih hanya menghabiskan stok di dalam negeri.

Liputan6.com, Jakarta Harga bawang putih terus naik di sejumlah pasar tradisional di DKI Jakarta sejak beberapa waktu terakhir.  Tingginya harga bawang putih dikhawatirkan bisa memicu kelangkaan.

Seperti diungkapkan penyalur bawang putih di Pasar Induk Kramat Jati Jakarta Timur Khairul yang mengaku khawatir jika kenaikan harga bawang putih bisa berlanjut dengan kelangkaan.

Dia menduga, kondisi saat ini terkait dengan pasokan yang tak memadai, di mana salah satunya tidak adanya kebijakan impor sejak awal 2018. Selama dua bulan terakhir, bawang putih hanya menghabiskan stok di dalam negeri. Ada pemain yang menimbun stok juga diduga menjadi penyebab.

"Kita hitung saja, dengan harga yang naik dan turun tidak jelas begini, kalau ambil untung Rp 10 ribu saja sekilo, dan kebutuhan bawang putih itu 400 ribu ton bawang putih, itu artinya ada uang Rp 4 triliun," jelas dia, Selasa (27/2/2018).

Ia menyebut, harga bawang putih kating di pasar induk berkisar Rp 32 ribu hingga Rp 33 ribu per kg. Sedangkan bawang putih biasa seharga Rp 21 ribu hingga Rp 22 ribu per kg.

Mahalnya bawang putih turut membuat penurunan pembelian. 'Yang biasanya beli sekuintal sekarang cuma ambil 20 kg, terus yang biasa beli 20 kg, sekarang cuma 10 kg," jelas dia.

Ia membenarkan adanya peraturan yang mewajibkan importir menanam 5 persen dari total jumlah impornya sudah berjalan. Namun demikian, pasokan dari bawang putih tanaman ini dinilai masih membutuhkan waktu.

Kekhawatiran lain, meski sudah panen tetap saja kebutuhan bawang putih di masyarakat lebih tinggi dibandingkan pasokannya. Alhasil, tingginya harga memberatkan konsumen dan juga para pedagang.

Di awal pekan, dari pantauan di Pasar Tradisional Pondok Gede, Bekasi, harga bawang putih kating naik dari Rp 48 ribu per kg menjadi Rp 50 ribu per kg.

Kenaikan harga ini dikeluhkan pedagang sayur, Sitorus (45), yang harus menambah modal untuk memasok komoditas tersebut.

"Bawang merah naik Rp 28 ribu per kilo, yang awalnya Rp 24 ribu. Kalau bawang putih kating Rp 50 ribu per kilo dari awalnya Rp 48 ribu per kilo," ujar Sitorus, Senin (26/2/2018).

Kenaikan ini, kata Sitorus sudah terjadi sejak tiga minggu lalu. Penyebabnya curah hujan yang tinggi.

Sementara itu, tukang sayur lain, Malinda (45) menyatakan hal yang sama. "Bawang putih Rp 48 ribu per kilo dari harga awal 24 ribu per kilo," ucap Malinda.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Lahan Masih Jadi Kendala RI buat Capai Swasembada Bawang Putih

Beberapa hal dinilai masih menjadi kendala Indonesia untuk bisa mencapai swasembada bawang putih. Indonesia dianggap sulit lepas dari kebijakan impor. Kendala tersebut salah satunya terkait lahan penanaman yang tidak bertambah signifikan dan menjadi salah satu penyebab produksi tak bisa menutupi kebutuhan di masyarakat.

Ketua Pusat Kajian Pertanian Pangan dan Advokasi (Pataka) Yeka Hendra Fatika menilai mustahil berharap Indonesia bisa mencapai swasembada bawang putih dalam dua tahun ke depan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), luas lahan pertanian bawang putih pada 2016 mencapai 2.407 hektare. Angka ini menurun 6,09 persen dibandingkan dengan lahan bawang putih yang tercatat seluas 2.563 hektare pada 2015.

Sementara aturan wajib tanam importir dinilai belum bisa membuat jumlah lahan tanaman bawang putih naik signifikan. “Kita perlu penambahan sekitar 50 ribu hektare. Nah, sekarang pertanyaannya, lahan yang dipakai itu lahan apa? Lahan yang mana?” kata dia, Rabu, 14 Februari 2018.

Yeka menuturkan, bawang putih bukan jenis tanaman yang bisa cukup masif ditanam di negara tropis seperti Indonesia. Beberapa daerah memang cocok untuk menjadi sentra bawang putih, seperti di Lombok Timur-NTB, Temanggung-Jawa Tengah, Magelang-Jawa Tengah, dan di Sumatera Barat.

Sayangnya, di daerah tersebut lahan bawah putih dinilai sudah mendekati batas maksimal penggunaan, sehingga cukup sulit untuk memperluas lahan di kawasan tersebut.

Adapun kebutuhan bawang putih kurun 2013 sampai 2017 terus bertumbuh. Rata-rata mencapai 8,78 persen per tahun. Sementara dengan luasan lahan saat ini, produksi bawang putih lokal hanya berada di angka 21,15 ribu ton pada 2016.

Angka ini dinilai jauh di bawah kebutuhan konsumsi nasional berdasarkan data Kementerian Pertanian (Kementan) yang rata-rata mencapai 1,63 kilogram per kapita tiap tahun.

Dengan jumlah penduduk 250 juta jiwa, Indonesia membutuhkan minimal 407,5 ribu ton bawang putih guna memenuhi kebutuhan nasional.

Karena hal itu, kata dia, kebutuhan bawang putih nasional masih harus dipenuhi melalui pasokan impor.

Sekadar infomasi, berdasarkan data Kementan, total luasan lahan hortikultura untuk sayur mayur tercatat seluas 608,34 ribu hektare (ha) pada 2016. Lahan tersebut didominasi lahan bawang merah 149,64 ribu ha, disusul cabai rawit seluas 136,82 ribu ha.

Sementara luasan lahan bawang putih yang mencapai 2.407 hektare hanya sebesar 0,4 persen dari keseluruhan lahan hortikultura.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini