Sukses

Wali Kota Risma: Pendidikan Adalah Hak Seluruh Anak di Indonesia

Risma menekankan pentingnya investasi pendidikan bagi anak-anak yang terlahir miskin.

Liputan6.com, Jakarta - Wali kota Surabaya Tri Rismaharini menyatakan pendidikan gratis adalah hak seluruh anak di Indonesia, terutama mereka yang berasal dari keluarga miskin.

"Yang pertama saya lakukan di Surabaya adalah kesehatan dan pendidikan gratis bagi seluruh anak. Ini adalah hak semua anak, termasuk dari yang keluarga miskin," ujarnya dalam Seminar Human Capital Investment: A New Driving Force of the Economy, Kamis (1/3/2018).

Risma menekankan pentingnya investasi pendidikan bagi anak-anak yang terlahir miskin.

"Kami juga membuat lebih dari 1.000 perpustakaan agar anak bisa membaca dan belajar. Juga ada rumah matematika gratis. Orang kaya mampu les, anak keluarga miskin tidak. Rumah matematika ini pengajarnya dosen dan juga sukarela," kata dia.

Tak hanya itu, Risma juga fokus pada kesehatan mental anak di sekolah dengan membuat sistem kelas yang berpindah-pindah tiap mata pelajaran.

"Sekolah juga kami ubah. Kami jadikan sekolah jadi 3 lantai supaya anak lebih banyak bergerak. Setiap mata pelajaran, anak-anak pindah kelas dan lantai, tapi gurunya tidak. Terlihat kecil, tapi ini berpengaruh pada kesehatan anak," tandasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

SDM Adalah Kunci

Sebelumnya dalam acara yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan pentingnya berinvestasi pada Sumber Daya Manusia (SDM). Alasannya, SDM menjadi sebuah motor penggerak perekenomian sebuah bangsa.

"Menciptakan lapangan kerja yang berkualitas merupakan kunci penting pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu daya manusia memiliki peran besar dalam hal ini," jelas dia.

Ia menyatakan peningkatan mutu SDM bisa diwujudkan melalui bantuan sosial dari pemerintah.

"Salah satu kebijakan yang bisa mendukung peningkatan sumber daya manusia adalah bantuan sosial. Kebijakan seperti ini bisa diarahkan untuk membantu masyarakat miskin mendapat layanan kesehatan dan pendidikan yang lebih baik," kata dia.

Ia melanjutkan pembangunan SDM juga harus mempertimbangkan kemajuan zaman dengan mengupayakan inovasi agar bisa masuk dalam fenomena digital ekonomi pada 2020 nanti.

"Sumberdaya yang kuat diperlukan agar kita bisa berinovasi. Nanti, 5 juta pekerjaan hilang pada 2020 oleh adanya teknologi baru," tuturnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.