Sukses

Harga Minyak Tergelincir Kekhawatiran Stok di Amerika

Pasar saham AS turun lebih dari 1 persen setelah Presiden Donald Trump mengumumkan tarif impor baja dan aluminium.

Liputan6.com, New York - Harga minyak mentah dunia merosot lebih dari 1 persen, menyentuh posisi terendah dalam dua minggu di bawah tekanan pasar saham dan kekhawatiran tentang lonjakan produksi minyak mentah Amerika.

Melansir laman Reuters, Jumat (2/3/2018), harga minyak Brent, patokan global, menetap di US$ 63,83 per barel, turun 90 sen atau 1,4 persen. Minyak mentah AS susut 65 sen atau 1,1 persen menjadi US$ 60,99 per barel, setelah menyentuh level terendah US$ 60,18. 

"Sejak kami melakukan aksi jual ekstrem di pasar ekuitas beberapa minggu yang lalu, harga minyak tampaknya memiliki satu mata pada aktivitas pasar ekuitas dan telah mendapat pengaruh kuat dari dolar," kata Matt Smith, Direktur Penelitian Komoditas ClipperData.

Sebelumnya, pasar saham AS turun lebih dari 1 persen setelah Presiden Donald Trump mengumumkan tarif impor baja dan aluminium.

Dolar AS mencapai level tertinggi dalam enam minggu di awal pekan, meski kemudian mundur pada sore harinya, yang membuat kerugian dalam minyak mentah berjangka. Melemahnya dolar dapat meningkatkan harga minyak dan mata uang lainnya. 

"Salah satu hal yang berkontribusi terhadap kekuatan pasar (minyak) adalah kelemahan dolar selama beberapa bulan terakhir," kata Gene McGillian, Manajer Riset Pasar Tradition Energy di Stamford.

Tonton Video Pilihan Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Stok Minyak AS

Pada hari Rabu, data mingguan Lembaga Administrasi Informasi Energi AS menunjukkan peningkatan yang lebih besar dari perkiraan persediaan minyak mentahnya dan kenaikan stok bensin.

Produksi minyak mentah AS tergelincir pada bulan lalu, namun pada bulan November mencapai level tertinggi sepanjang masa sebesar 10.057 juta barel per hari (bpd). Data mingguan menunjukkan rekor lain dan perkiraan lebih lanjut.

"Laporan kemarin ... telah membangkitkan kekhawatiran bahwa tingkat produksi AS akan mengimbangi pengurangan produksi OPEC," kata McGillian.

Rencananya, para Pejabat OPEC akan bertemu dengan eksekutif serpih AS pada konferensi energi di awal pekan, yang menggarisbawahi pengaruh output Amerika terhadap harga global.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.