Sukses

Keputusan Presiden Trump Bantu Penguatan Rupiah

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.737 per dolar AS hingga 13.759 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sedikit menguat pada perdagangan di awal pekan ini. Kekhawatiran pelaku pasar menjadi salah satu alasan pelemahan dolar AS.

Mengutip Bloomberg, Senin (5/3/2018), rupiah dibuka diangka 13.747 per dolar AS, sedikit menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.757 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.737 per dolar AS hingga 13.759 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 1,49 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jidor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.740 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan pada Jumat lalu yang ada di angka 13.746 per dolar AS.

Research Analyst FXTM Lukman Otunuga menjelaskan, nilai tukar dolar AS memang merosot tajam terhadap sejumlah mata uang utama setelah pernyataan Presiden AS Donald Trump tentang tarif. Pernyataan tersebut sangat mengejutkan pelaku pasar keuangan.

Donald Trump mengatakan bahwa AS akan menetapkan tarif sebesar 25 persen untuk impor baja dan 10 persen untuk aluminium.

"Pernyataan Trump ini sangat memukul sentimen global. Perkembangan besar ini akan memicu kekhawatiran terjadinya tindakan balasan," jelas dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tarif Impor Baja

Untuk diketahui, Presiden Trump menulis pesan di twitter usai mengumumkan rencana pengenaan tarif atas impor baja dan aluminium. Trump menilai kalau "perang dagang baik dan mudah untuk menang".

Pada Kamis waktu setempat, Trump mengatakan kalau AS akan menerapkan bea masuk sebesar 25 persen untuk baja impor dan 10 persen untuk aluminium. Langkah ini dilakukan untuk melindungi produsen AS. Akan tetapi, pejabat Gedung Putih juga akan menyampaikan rincian hal tersebut.

"Ketika sebuah negara (AS) kehilangan banyak miliaran dolar AS untuk perdagangan dengan hampir setiap negara yang melakukan bisnis dengannya, perang dagang bagus dan mudah untuk menang,"tulis Trump dalam akun twitternya, Jumat 2 Maret 2018.

"Misalnya, ketika kita turun US$ 100 miliar dengan negara tertentu, dan mereka menjadi "cute" jangan berdagang lagi, kita menang besar, mudah," tambah dia.

 

3 dari 3 halaman

Perang Dagang

Ketakutan akan perang dagang memicu aksi jual di bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street dan Asia, serta Eropa. Sentimen tersebut memukul saham produsen baja dan produsen yang memasok pasar AS.

Donald Trump percaya kalau pengenaan tarif akan melindungi AS terutama di sektor tenaga kerja. Akan tetapi, banyak ekonom mengatakan dampak kenaikan harga bagi pengguna baja dan aluminium antara lain industri otomotif dan minyak. Ini akan lebih banyak hancurkan pekerjaan ketimbang pembatasan impor.

Menteri Perdagangan Australia menuturkan, langkah-langkah itu berisiko memicu pembalasan dari negara lain. Ini menyebabkan biaya kerja.

Sedangkan China memperkirakan akan membahayakan perdagangan jika negara lain ikuti AS. Di Brussel, Komisi Eropa menyebutkan langkah tersebut sebagai intervensi terang-terangan menyangkut proteksionisme. Rencananya, Komisi Eropa akan bergabung dengan negara lain untuk menantang langkah tersebut di WTO.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.