Sukses

BPH Migas Minta Pertamina Tak Batasi Penyaluran Premium

BPH Migas tidak melarang‎ Pertamina mendorong masyarakat mengonsumsi Pertalite.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengatur Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) meminta PT Pertamina (Persero) untuk segera mengatasi kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium. BPH Migas meminta kepada Pertamina untuk tidak menahan penyaluran Premium.

Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa mengatakan, saat ini sejumlah daerah mengalami kelangkaan Premium. Sementara, BBM yang tersedia yaitu Pertalite harganya terus mengalami kenaikan menyesuaikan pergerakan harga minyak dunia.

"Masyarakat mengeluh masalah Premium. Di Lampung, Riau ada demo. Sedangkan yang ada Pertalite. Kalau minyak dunia naik, Pertalite naik harganya. Premium ini banyak tempat tidak jual," kata Fanshurullah, di Kantor Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Senin (5/3/2018).

Untuk mengatasi hal tersebut, Fashurullah meminta ke Pertamina untuk tidak menahan penjualan Premium, meski ada keinginan agar masyarakat beralih menggunakan BBM dengan kualitas yang lebih baik, yaitu mengunakan Pertalite.

"Kami persilakan jual Pertalite biar mau pindah ke Pertalite, tetapi kalau masyarakat masih butuh Premium, ya harus ada," tuturnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

BPH Migas Tak Melarang

Menurut Fanshurullah, BPH Migas tidak melarang‎ Pertamina mendorong masyarakat mengonsumsi Pertalite. Namun seharusnya Premium tetap disalurkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

"Dia ganti awalnya minta jual Pertalite, kami boleh jual Pertalite, tapi enggak harusnya Premium jadi Pertalite. Pertamina tahu kok, kan SPBU juga punya mereka," ujarnya.

Fanshurullah mengungkapkan, pada tahun ini kuota BBM jenis tertentu atau subsidi ditetapkan ‎15,98 juta kilo liter (kl). Terdiri dari solar subsidi 15,37 juta kl dan kerosein 610 ribu kl.

Untuk BBM jenis penugasan atau Premium penugasan tahun ini alokasinya 7,5 juta kl, lebih tinggi dari usulan Pertamina 5,46 juta kl.

‎"Pertamina cuma ajuin 4 juta, kami maunya 7,5 juta. Kami instruksikan Pertamina untuk tetap jual Premium," tandasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.