Sukses

Kekhawatiran Perang Dagang Mereda, Rupiah Tertekan

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.738 pper dolar AS hingga 13.771 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak di dua arah pada perdagangan hari ini. Kekhawatiran pelaku pasar mereda sehingga dolar AS kembali menguat di kawasan Asia. 

Mengutip Bloomberg, Selasa (6/3/2018), rupiah dibuka di angka 13.7421 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.762 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.738 per dolar AS hingga 13.771 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 1,49 persen.

Berbeda, berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.750 per dolar AS. Patokan pada hari ini melemah jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.740 per dolar AS.

Sebenarnya dolar AS menguat di kawasan Asia setelah kekhawatiran akan adanya perang datang mereda. Sebelumnya, dolar AS mengalami tekanan yang cukup dalam sehingga mencapai posisi terendah dalam 16 bulan karena kekhawatiran pelaku pasar.

Terdapat kegelisahan dari investor bahwa apa yang dilakukan oleh Presiden AS Donald Trump dengan memberikan tarif yang tinggi untuk impor baja dan aluminium akan membuat perang dagang.

Negara lain juga akan memberikan tarif bea yang tinggi kepada produk impor terutama produk-produk yang berasal dari AS. "Sekarang sudah ada pergeseran dari aksi yang dijalankan pelaku pasar," jelas analis Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Singapura,Teppei Ino.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bisa Sentuh 14.000 per Dolar AS

Sebelumnya, Peneliti Institute for Development of Economic and Finance (Indef), Bhima Yudhistira memprediksi nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) masih akan berada pada Rp 13.790 sampai 13.810 per per Dolar AS. Rupiah dalam sesi perdagangan minggu kedua Maret 2018 masih terus melemah.

"Rupiah diprediksi akan terus melemah hingga akhir Maret. Titik terendah pelemahan rupiah bisa mencapai 14.000 per dolar tahun ini," ujar Bhima.

Menurut dia, pelemahan rupiah salah satunya akibat pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell yang mengisyaratkan suku bunga akan naik dalam waktu dekat. Kebijakan The Fed tersebut juga memicu bank sentral negara maju seperti ECB dan BOJ melakukan pengetatan moneter.

"Bahkan bisa sampai 3 kali kenaikannya tahun ini. Powell mengonfirmasi bahwa The Fed solid lakukan pengetatan moneter dan normalisasi balance sheet-nya tahun ini. Kebijakan Fed ini juga memicu bank sentral negara maju seperti ECB dan BOJ melakukan pengetatan moneter. Efek snowball yang dikhawatirkan pelaku pasar," jelas Bhima.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.