Sukses

Ogah Naik Gaji, Ratusan Dokter di Negara Ini Protes Pemerintah

Jika di Indonesia aksi protes terkait upah seringkali lantaran jumlahnya yang terlalu rendah, di negara ini justru sebaliknya.

Liputan6.com, Quebec - Jika di Indonesia aksi protes terkait upah seringkali lantaran jumlahnya yang terlalu rendah, di Kanada justru sebaliknya. Sebanyak lebih dari 500 dokter dan residen, ditambah lebih dari 150 siswa medis melayangkan protes atas kenaikan upah mereka.

"Kami, para dokter di Quebec, Kanada, yang meyakini adanya sistem publik yang kuat, menentang kenaikan gaji yang baru-baru ini dinegosiasikan oleh sejumlah federasi medis kami," tutur para dokter dalam keterangan tertulis di surat protes tersebut seperti dilansir dari CNBC, Jumat (9/3/2018).

Kelompok medis tersebut merasa tersinggung jika harus menerima upah dalam jumlah terlalu tinggi, sementara para perawat dan pasien berjuang secara finansial. Menurutnya peningkatan tersebut terbilang sangat mengejutkan mengingat para perawat, petugas rumah sakit dan sejumlah profesional lain justru tengah menghadapi kondisi kerja yang sulit.

"Sementara para pasien sulit mendapatkan layanan kesehatan yang layak lantaran adanya pemutusan hubungan kerja dalam jumlah banyak beberapa tahun terakhir dan adanya sentralisasi kekuasaan di Kementerian Kesehatan," ungkap para dokter seperti tertera dalam sulit yang dipublikasikan akhir Febuari lalu.

Kondisi itu akan lebih parah, jika gaji dokter justru dinaikkan pada saat yang sama. Menghadapi protes tersebut, akun resmi pemerintah Kanada mengkonfirmasi bahwa pihaknya menyediakan sistem kesehatan publik yang menyediakan layanan kesehatan bersifat universal.

Sebanyak 213 praktisi medis, 184 spesialis, 149 dokter dan 162 mahasiswa kedokteran memang berharap kenaikan gaji itu digelontorkan guna mendukung sistem tersebut.

"Kami, para dokter di Quebec, meminta seluruh kenaikan gaji kami dibatalkan dan dapat menjadi dialirkan pada sistem layanan kesehatan yang tersedia. Gaji tersebut diharapkan dapat didistribusikan pada pekerja layanan kesehatan dan menyediakan layanana kesehatan yang lebih baik bagi masyarakat," terang para dokter dalam surat prostesnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Beban kerja

Ironisnya, pada awal Februari lalu, kelompok aktivis medis justru menunjukkan betapa beratnya beban kerja perawat. Kurangnya tenaga kerja perawat membuat banyak perawat merasa kelelahan, ditambah dengan jumlah lembur yang terlalu banyak.

Rendahnya pergantian jam kerja perawat di rumah sakit juga dapat memicu rendahnya layanan kesehatan untuk pasien.Sekadar informasi, menurut laporan resmi dari Canadian Institute for Health Information, seorang dokter di Kanada mendapatkan upah sebesar US$ 260.924 atau Rp 3,6 miliar per tahun (Rp 13.761/US$).

Rata-rata, satu keluarga dokter juga mendapatkan tunjangan kesehatan senilai US$ 211.717 atau Rp 2,9 miliar per tahun.Sementara dokter spesialis memperoleh pendapatan sekitar US$ 354.915 atau Rp 4,9 miliar per tahun.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.