Sukses

Sekuritas Ini Incar Investor dari Generasi Milenial

Para generasi milenial yang lahir antara tahun 1981-1994 diharapkan bisa melek investasi sehingga tidak terlalu konsumtif.

Liputan6.com, Jakarta Perusahaan sekuritas Reliance Sekuritas mengincar potensi investor dari kalangan mahasiswa atau generasi milenial. Para generasi milenial yang lahir antara tahun 1981-1994 diharapkan bisa melek investasi sehingga tidak terlalu konsumtif.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat jumlah investor di Indonesia baru berkisar 1 juta investor, atau sekitar 0,39 persen jika mengacu pada jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 250 juta.

Angka ini dinilai masih sangat kecil mengingat jumlah penduduk usia muda alias penduduk usia produktif di Indonesia sangat besar, dan akan mencapai puncaknya pada 2030.

Dengan bonus demografi besar itu, mereka para generasi milenial, diharapkan sudah melek investasi sehingga tidak terlalu konsumtif. Apalagi sebuah riset menyebut, tanpa ada kemampuan mengelola keuangan, anak muda alias generasi milenial, Indonesia terancam tak punya rumah. 

Sekretaris perusahaan Reliance Sekuritas Erry TP Hidayat mengemukakan, ini yang membuat pihaknya berupaya menggarap potensi investor dari kalangan mahasiswa atau generasi milenial. 

"Mahasiswa atau generasi milenal jaman now, sudah harus mulai investasi sejak dini, mereka bisa ikut Yuk Nabung saham di Reliance Sekuritas. Kami pun gencar edukasi ke berbagai kampus," ujar Erry, Rabu (14/3/2018). 

Langkah yang diambil Reliance dengan gencar mengedukasi mahasiswa di berbagai kampus agar melek dalam berinvestasi sejak dini. Selain itu, semakin banyaknya galeri investasi yang dibuka di berbagai kampus. 

Erry menjelaskan, investasi diperlukan agar bisa memenuhi keinginan, melawan inflasi, membantu memenuhi kebutuhan, juga supaya kekayaan aset meningkat dan tak kalah penting untuk mengantisipasi ketidakpastian di masa depan. 

Salah satu manfaat berinvestasi yakni untuk melawan kenaikan inflasi dan kenaikan harga-harga barang.

"Maka, sejak dini, ubah pendapatan menjadi investasi, karena jangka panjang mampu melawan inflasi, atau ketika ada uang lebih selalu sisihkan untuk investasi," ucap Erry. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Waspada Iming-iming Investasi

Mahasiswa juga dinilai harus memahami prinsip dasar investasi. Ini antara lain dengan menggunakan dana lebih. Kemudian mencari informasi sebanyak mungkin sebelum mengambil keputusan.

Selain itu, tidak tempatkan seluruh dana investasi pada satu jenis instrumen. Serta disiplin melakukan target investasi baik profit maupun cut loss

Erry mengingatkan, sebagai investor pemula, para mahasiswa juga harus waspada dengan iming-iming janji memberi imbal hasil tinggi dalam jangka pendek.

Juga waspada penawaran investasi dari perusahaan yang tidak jelas. Selalu cek atau riset bagaimana izin perusahaan investasi tersebut. Karena hanya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang berhak mengeluarkan izin perusahaan investasi di INdonesia. 

Bagi mahasiswa yang ingin berinvestasi di Reliance Sekuritas juga sangat mudah. Cukup sisihkan Rp100 ribu saja di progaram 'Yuk Nabung Saham'. Caranya, tinggal daftar atau datang langsung ke galeri investasi yang ada di kampus-kampus. 

Ilustrasinya, dengan uang Rp 100.000 sudah bisa mendapatkan 1 lot saham yang harganya Rp 1.000/lembar.   

Erry memberi saran, untuk benar-benar mengenali saham apa yang akan dibeli dan jangan terpengaruh oleh orang lain dalam membeli saham.

Kata dia, sebelum beli saham kenali seperti apa sahamnya, yang kedua tahu manfaatnya dan apa risikonya, lalu jangan ikut-ikutan orang beli saham yang tidak terlalu mahal ternyata berisiko dan rugi.  "Generasi jaman now jangan tunda lagi berinvestasi saham," pungkas Erry.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.