Sukses

Harga Rumah Makin Mahal, Pria Ini Bikin Tempat Tinggal dari Pipa

Demi menanggulangi krisis yang kerap terjadi, arsitek ini merancang rumah mungil yang dibuat dari pipa saluran air.

Liputan6.com, Jakarta - Hong Kong merupakan salah satu kota dengan harga tempat tinggal paling mahal di dunia. Selama tujuh tahun berturut-turut, Hong Kong menempati posisi teratas sebagai kota termahal untuk orang yang ingin membeli rumah menurut survei dari Demographia International Housing Affordability Survey.

Untuk menanggulangi hal ini, seorang arsitek asal Hong Kong James Law mengemukakan satu solusi yang cukup unik. Demi menanggulangi krisis yang kerap terjadi arsitek ini merancang rumah mungil yang dibuat dari pipa saluran air.

Dinamakan 'Tube Homes', rumah ini hanya memiliki luas 9,2 meter persegi. Jika dibandingkan, luas rumah ini justru lebih kecil dibanding garasi mobil yang biasanya memiliki luas 18,5 meter persegi.

Dilansir dari Business Insider, Kamis (15/3/2018), rumah mungil ini dibuat oleh James Law Cybertecture. Diameter dalamnya berukuran 2,4 meter.

Meski kecil, rumah mungil ini masih bisa menampung banyak fasilitas. Tube Homes dilengkapi kasur yang bisa dilipat menjadi sofa, kulkas mini, microwave dan sebuah kamar mandi dengan shower.

Setiap rumah dijual dengan harga US$ 15 ribu atau Rp 214 juta. Harga ini jauh lebih murah dengan harga rata-rata rumah di Hong Kong yang bisa mencapai US$ 1,8 juta atau Rp 257 miliar dengan spesifikasi yang sama

Lebih uniknya lagi, kata Law, rumah dengan model seperti ini pun bisa ditempatkan di berbagai lahan tidak biasa yang tersedia. Misalnya diantara bangunan, di bawah jembatan hingga di atas pelabuhan.

 

"Di Hong Kong, banyak orang yang harus tinggal di lingkungan yang tidak baik karena harga rumah yang terus melambung tinggi dan kurangnya jumlah perumahan umum. Rumah pipa yang saya desain ini merupakan alternatif yang bisa dipilih dengan harga terjangkau," kata James Law.

Saat ini Law masih menjual desain rumahnya dalamm bentuk prototipe. Ia berencana untuk mulai menjualnya dalam waktu dekat sembari menunggu izin dari pemerintah setempat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini