Sukses

Bursa Asia Tertekan, Nikkei Merosot 1 Persen

Indeks Nikkei 225 Jepang turun 1,04 persen atau 223,21 poin mengikuti penurunan yang terjadi di Amerika Serikat (AS).

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Asia melemah pada pembukaan perdagangan Selasa pekan ini. Penurunan bursa Asia ini mengikuti tekanan yang terjadi di Wall Street.

Mengutip CNBC, Selasa (20/3/2018), Indeks Nikkei 225 Jepang turun 1,04 persen atau 223,21 poin mengikuti penurunan yang terjadi di Amerika Serikat (AS) semalam.

Pelemahan pada hari ini melanjutkan yang terjadi pada perdagangan sehari sebelumnya.

Nikkei turun di tengah skandal politik yang sedang berlangsung. Skandal tersebut melibatkan Perdana Menteri Shinzo Abe.

Indeks Topix juga turun 0,8 persen. Pelemahan hampir terjadi di seluruh sektor saham.

Di Korea Selatan, indeks Kospi juga turun 0,5 persen. Saham-saham di sektor teknologi mengalami tekanan tetapi mampu ditahan oleh saham-saham produsen baja.

Korea Selatan memang tengah mengajukan pengecualian terhadap kebijakan proteksionis yang sedang dijalankan oleh Presiden AS Donald Trump.

Pada pekan lalu Trump mengeluarkan kebijakan untuk memberikan tarif yang tinggi bagi baja dan aluminium impor.

Di Australia, indeks S&P/ASX 200 tergelincir sedikit dengan 0,56 persen. Semua sektor kecuali produsen emas berada di zona merah, dengan kerugian dipimpin oleh saham-saham industri dasar.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Wall Street

Bursa Amerika Serikat (AS) melemah dengan indeks S & P dan Nasdaq mencatat kinerja terburuk dalam lebih dari lima minggu. Ini dipicu kekhawatiran adanya penambahan regulasi bagi perusahaan teknologi besar yang dipelopori penurunan saham Facebook.

Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average turun 335,6 poin, atau 1,35 persen, menjadi 24.610,91. Sementara indeks S&P 500 kehilangan 39,09 poin, atau 1,42 persen ke posisi 2.712,92 dan Nasdaq Composite turun 137,74 poin, atau 1,84 persen, menjadi 7.344,24.

Indeks S&P sekali lagi jatuh di bawah rata-rata pergerakan 50 hari, untuk pertama kalinya sejak awal Maret. Sementara indeks Nasdaq sempat bertambah 2 poin dari posisi 50 hari sebelum kemudian menurun.

Adapun saham Facebook jatuh 6,8 persen, dipicu Chief Executive Mark Zuckerberg yang harus menghadapi panggilan dari anggota parlemen AS dan Eropa untuk menjelaskan terkait kampanye pemilihan Presiden Donald Trump, yang memperoleh akses ke data pada 50 juta pengguna Facebook.

Pasar saham memiliki hari terburuk sejak Maret 2014 dan turun 10,8 persen dari rekor penutupan pada 1 Februari, yang menempatkan saham di wilayah koreksi.

Penurunan Facebook sangat membebani sektor teknologi pada indeks S&P, yang melemah turun 2,11 persen, sedangkan Nasdaq, turun lebih dari 2 persen. Kedua indeks tersebut memiliki kinerja harian terburuk sejak 8 Februari.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.